Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud: Kurikulum Berubah Sesuai Perkembangan Zaman

Kompas.com - 14/01/2014, 18:32 WIB
Indra Akuntono

Penulis


TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan bahwa kurikulum pendidikan selalu akan berubah sesuai perkembangan zaman.

Sebaliknya, kurikulum tak perlu diubah ketika zaman tak menunjukkan perubahan. "Dasarnya itu kompetensi sikap, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Kurikulum pasti diubah, karena akademik, industri, dan sosial budaya terus berkembang," kata Nuh, di Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Selasa (14/1/2014).

Nuh menuturkan, sama halnya ketika kurikulum pendidikan nasional diubah di 2013. Target akhirnya adalah untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, berpengetahuan, terampil, dan memiliki sikap yang baik.

Selanjutnya, dalam perubahan kurikulum juga didapat sejumlah manfaat. Di antaranya adalah penataan perbukuan, penataan pelatihan, penyiapan, dan pengadaan guru, serta untuk memperkuat budaya sekolah.

Dalam kurikulum 2013, Kemdikbud memastikan elemen perubahannya terletak pada standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Elemen tersebut berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang mengedepankan standar isi, selanjutnya standar proses dan evaluasi.

"Kalau ada yang bilang yang terpenting itu metodologi, bukan perubahan kurikulum, dia lupa, dalam kurikulum ini ada proses, dan di dalam proses ada metodologi," pungkasnya.

Sebelumnya, Nuh mengklaim kurikulum 2013 akan terus berlaku di kabinet selanjutnya. Saat ini pihaknya tengah merumuskan anggaran dan aturan hukum agar pelaksanaannya dapat sah secara konstitusi.

Kurikulum 2013 telah diimplementasikan secara terbatas dan bertahap di tahun 2013. Implementasi ini dilakukan di ribuan sekolah, di sejumlah daerah. Untuk 2014, implementasi kurikulum 2013 akan dilakukan bertahap mulai pekan kedua di bulan Juli.

Capaiannya lebih luas dengan melibatkan 208.000 sekolah di semua jenjang, dengan 31 juta siswa, dan 1,3 guru, kepala sekolah, serta pengawas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com