Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susah Dapat yang Halal, Pendanaan Konvensi Demokrat Macet

Kompas.com - 03/12/2013, 12:30 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Apa kabar Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat? Dalam sebulan terakhir, gelaran konvensi jauh dari pemberitaan media. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman, mengatakan, penyelenggaraan konvensi menghadapi kendala pendanaan. Hayono, yang juga maju sebagai peserta Konvensi Capres Partai Demokrat, menjelaskan, partainya sangat sulit mendapatkan dana halal.

"Partai Demokrat tak punya media itu tak perlu dibahas karena sudah terjadi. Bukan itu masalahnya. Menurut saya, ini belum ada dana, belum dapat dari partai. Dananya kan harus halal, jadi sulit," ungkap Hayono, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12/2013).

 Ia membandingkan, pada tahun 2009, Partai Demokrat tak kesulitan dana.

"Tahun 2009 itu, Pak SBY maju sebagai presiden, sedangkan sekarang sudah tidak. Jadi, tidak ada yang akan mendukung program ini," kata Hayono.

Selain itu, ia mengkritik kinerja Komite Konvensi yang sama sekali tak menyokong peserta. Saat ini, kata Hayono, sebelas peserta konvensi bergerilya dengan tidak memanfaatkan media massa. Dia berharap Komite Konvensi memfasilitasi kegiatan yang mengundang perhatian media massa dalam skala yang lebih luas, seperti debat publik di depan kalangan buruh dan petani.

Menurutnya, belum adanya kegiatan yang menonjol dari proses penyelenggaraan konvensi lagi-lagi karena persoalan dana. Hayono pun pesimistis acara debat publik akan terlaksana pada bulan Desember 2013. Dengan waktu yang semakin sempit, menurutnya, debat publik tak akan maksimal karena terhambat hari libur Natal dan Tahun Baru.

"Januarilah, bagi saya belum terlambat," ujar mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com