JAKARTA, KOMPAS.com - Jika ingin hasil pemilu legislatifnya tinggi di April 2014, PDI Perjuangan disarankan menetapkan Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon Presiden 2014. Pasalnya, elektabilitas PDIP dengan mengusung Jokowi sebagai capres lebih tinggi dibanding tanpa menetapkan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai capres.
Hal tersebut terlihat dari hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang dirilis di Jakarta, Minggu (1/11/2013).
Peneliti CSIS Tobias Basuki mengatakan, tanpa penetapan Jokowi sebagai capres, elektabilitas PDI-P berada di urutan pertama di angka 17,6 persen. Namun, jika PDI-P mencalonkan Jokowi sebagai presiden, presentasenya naik di angka 29,6 persen.
"Jadi, kalau PDI-P ingin elektabilitasnya naik pada Pileg mendatang, mereka harus segera mencalonkan Jokowi sebagai presidennya," kata Tobias.
Seperti diketahui, PDIP belum menetapkan capres. Penetapan capres-cawapres berada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pihak PDIP menyebut penetapan capres-cawapres akan dilakukan di waktu yang tepat. Adapun Jokowi tak pernah mau mengomentari mengenai pencapresan.
Hal serupa terjadi pada partai lainnya seperti Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Hanura dan Partai Kebangkitan Bangsa. Menurut CSIS, elektabilitas parpol tersebut naik saat capres jagoannya dimasukkan dalam survei. Bedanya, perolehan suara mereka hanya naik sedikit.
Tanpa mengusung Ketumnya Aburizal Bakrie alias Ical sebagai capres, elektablitas Golkar berada di urutan kedua dengan 14,8 persen. Namun, dengan penetapan Ical sebagai capres, elektabilitasnya naik menjadi 15,1 persen.
Elektabilitas Partai Gerindra, menurut CSIS, sebesar 8,6 persen. Namun, dengan pengusungan Ketua Dewan Pembinanya Prabowo Subianto sebagai capres, elektabilitas Gerindra naik menjadi 9,2 persen.
Partai Hanura juga naik dari 2,4 persen menjadi 3,2 persen jika Ketua Umumnya Wiranto diusung sebagai capres. Dalam survei, CSIS memilih Mahfud MD sebagai bakal capres PKB. Jika mencalonkan Mahfud sebagai capres, elektabilitas PKB bakal naik dari 4,6 persen menjadi 5,9 persen.
Sedikit berbeda terjadi pada Partai Demokrat. Jika diandaikan Demokrat mencalonkan Pramono Edhie Wibowo sebagai pemenang Konvensi Capres Demokrat, menurut CSIS, elektabilitas Demokrat justru turun dari semula 7 persen menjadi 4,6 persen.
"Ini karena Demokrat tidak mempunyai tokoh yang kuat seperti partai-partai lainnya. Konvensi Demokrat belum bisa membangun tokoh yang kuat," pungkas Tobias.
Menurut CSIC, survei dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 1.180 responden di 33 provinsi. Survei berlangsung dari tanggal 13-20 November 2013 dengan margin of error 2,85 persen pada confidence level 95 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.