Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karnaval Kesenian Bangsa-bangsa Awali WCF

Kompas.com - 25/11/2013, 08:14 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

NUSA DUA, BALI, KOMPAS.com--Minggu, 24 November 2013, pukul 19.38 Wita, sesaat setelah presiden susilo Bambang Yudhoyono yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono tiba di Garuda Wisnu Kencana, acara World Culture Forum (WCF) pun dibuka oleh  Mendikbud M. Nuh.

Dalam sambutannya, M Nuh mengatakan, WCF merupakan kelanjutan atas gagasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2005. "Presiden menyampaikan ide gagasan kebudayaan sebagai dasar pembangunan. Ide inilah yang menjadi dasar bagi penyelenggaraan acara ini. Budaya menjadi kekuatan yang dahsyat dalam membangun dunia yang berkelanjutan," kata Nuh mengawali sambutan.

Lanjut Nuh, dengan mengaburnya jarak, aliran komunikasi menjadi deras, maka ada dua hal yang mungkin akan terjadi. Yang pertama, jika tak diantisipasi akan terjadi benturan dan dominasi budaya satu atas lainnya, dan akan mengganggu kehidupan. Yang kedua, membangun kesepahaman. Untuk itu perlu dialog yang melibatkan budaya seluruh dunia.

Usai memberikan sambutan, Nuh pun mempersilakan para undangan untuk menikmakti hidangan makan malam dengan menggunakan beberapa bahasa. Kata Nuh, panitia juga akan menyajikan pertunjukan yang menggambarkan seni budaya yang pernah melintas di Indonesia.

Seribu tamu undangan pun memberi tepukan hangat untuk Nuh yang mengantarkan para tamu untuk santap malam, dengan terlebih dahulu menikmati suara merdu Joy Tobing yang membawakan lagu "Bersama Kita Bangkit (Together We Rise)" karya Susilo Bambang Yudhoyono.

Setelah menikmati makan malam, tetamu pun beroleh sajian seni berbagai bangsa dalam bentuk karnaval. Sebanyak 700 penari turut memeriahkan karnaval dengn ragam seni yang dimiliki oleh para peserta temu budaya sedunia ini.

Para seniman yang tampil mewakili lima benua dengan tema "Swarming Intelligence Carnival".
Brazil menyajikan seni beladiri capoera, Turki menampilkan tari sufi, Thailand, Mesir, India juga tak keginggalan, demikian juga Perancis dan amerika. Dari Indonesia sendiri menampilkan beberapa kesenian seperti reog ponorogo, tarian dayak, dan lain-lain. Menurut sardono w kusumo yang bertindak sebagai sutradara pementasan, proses untuk memikirkan pertunjukn ini memakan waktu 10 bulan, "Kalau latihannya sih cuma empat bulan," terang Sardono usai pementasan.

Hadir dalam acara santap malam tersebut, Wakil Menteri Pendidikandan Kebudayaan Windu Nuryanti, beberapa Kepala Negara, peraih nobel, para menteri kebudayaan, para pembuat kebijakan senior, LSM, praktisi kebudayaan, dan pemangku kepentingan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com