Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Program Sosial, Partai Agama Terancam Tak Masuk Parlemen

Kompas.com - 24/11/2013, 15:46 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Perolehan suara partai politik (parpol) berbasis agama pada Pemilu 2014 diprediksi semakin menurun bahkan terancam tidak dapat meloloskan calon anggota legislatifnya menjadi anggota DPR. Salah satu faktornya adalah minimnya program sosial yang diselenggarakan parpol itu.

"Program sosial partai berbasis agama agak rendah. Itu korelasinya tinggi dalam perolehan suara. Bisa-bisa mereka terancam tidak masuk Parlemen," ujar Ketua Lembaga Penelitian Psikologi Universitas Indonesia (LPPsi-UI) Bagus Takwin, dalam paparan media Paparan Hasil Survei Barometer Sosial di Kantor INFID, Jakarta Selatan, Minggu (24/11/2013).

Dia menilai, parpol, terutama yang berbasis agama, tidak menganggap program sosial penting. Padahal sebaliknya, kata dia, bagi masyarakat, kebijakan program sosial dianggap penting dan bermanfaat bagi warga negara.

Hal itu terungkap dari hasil survei LPPsi, International NGO Forum for Indonesia Development (INFID), Perkumpulan Prakarsa dan Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D). Menurut Bagus, program sosial lebih mendorong keterpilihan partai daripada politik uang. "Kalau mau dipilih, bekerja. Itu (program sosial) lebih berpengaruh daripada politik uang," lanjutnya.

Selain itu, Bagus juga mengkritisi sedikitnya parpol yang mendorong kebijakan program sosial kepada pemerintah. "Mungkin memang program sosial bukan ranah parpol, tapi parpol lewat DPR juga cenderung tidak mendorong kebijakan program sosial kepada pemerintah," kata Bagus.

Survei itu juga menunjukkan, parpol yang berbasis agama justru jarang menyelenggarakan program sosial dibandingkan parpol nasional. "Partai berbasis agama agak rendah kuantitas program sosialnya. Mayoritas partai tidak melakukan program mensejahterakan rakyat," ujarnya.

Pada survei itu, responden menilai Partai Keadilan dan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) agak tidak peduli terhadap program sosial.

"Parpol lainnya hanya pada tataran agak peduli," katanya.

Ia menjabarkan, hanya 17,7 persen dari 2.442 responden yang menyatakan PKB melakukan program sosial bagi masyarakat. Urutan dua terendah diduduki PPP, yaitu hanya 19,9 persen responden yang menyatakan PPP menyelenggarakan program tersebut. Menduduki peringkat lebih tinggi, PAN. Partai berlambang matahari itu dinilai oleh 21,4 persen responden menyelenggarakan program sosial.

Adapun, PKS mendapat 26,5 persen suara responden dalam hal penyelenggaraan program sosial. Survei dilakukan terhadap 2.442 responden di 33 provinsi selama September hingga November 2013. Tingkat kesalahan penelitian sebesar 1,98 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com