Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faksi-faksi di Golkar Ganggu Elektabilitas Ical

Kompas.com - 19/11/2013, 14:44 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar Aburizal “Ical” Bakrie tidak juga menunjukkan angka yang menjanjikan. Hal ini ditengarai karena beberapa hal, salah satunya adalah faksi-faksi yang tumbuh di Partai Golkar.

“Kami berkeyakinan bahwa elektabilitas ARB (Ical) itu akan meningkat kalau partai solid. Sekarang kan masih ada kelompok-kelompok tertentu yang tidak ingin Ical maju, masih ada faksi-faksi,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Tantowi Yahya di Kompleks Parlemen, Selasa (19/11/2013).

Ia menuturkan, soliditas partai menjadi salah satu agenda utama dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) kelima Partai Golkar yang akan dilakukan pada 22-23 November 2913. Para kader, sebut Tantowi, harus merapatkan barisan untuk memenangkan pencalonan Ical sebagai presiden.

Saat ini, ada sejumlah faksi di tubuh Partai Golkar. Faksi-faksi ini tidak hanya mengerucut pada ketokohan, tetapi juga afiliasi organisasi yang jumlahnya cukup banyak di partai ini. Beberapa di antaranya adalah faksi Jusuf Kalla, faksi Agung Laksono, faksi Ical, dan faksi Akbar Tandjung. Tak hanya Tantowi yang mempersoalkan tentang keberadaan faksi-faksi ini, tetapi juga politisi Partai Golkar, Poempida Hidayatullah.

“Persoalan faksi ini menjdi PR besarnya. Bagaimana Pak Ical mengonsolidasikan semua faksi di Golkar karena tidak hanya mengganggu pemenangan Ical, tetapi juga Golkar. Saya belum melihat strategi yang jelas untuk menyelasaikan masalah ini,” ujarnya.

Menurut Poempida, faksi-faksi di Partai Golkar sudah menjadi budaya partai berlambang pohon beringin itu. Kehadiran faksi sebenarnya tidak perlu dipersoalkan. Namun, menurut Poempida, faksi-faksi ini sudah mulai melakukan manuver dan mobilisasi yang bisa mengganggu pencalonan Ical.

“Tujuannya mungkin bukan hanya mengevaluasi Ical karena sudah tidak mungkin diubah lagi, tetapi lebih ke cari perhatian saja,” ucap anggota Komisi IX DPR ini.

Elektabilitas Ical sebagai calon presiden Partai Golkar terus menurun. Berdasarkan hasil survei terakhir yang dilakukan Lembaga Klimatologi Politik (LKP), elektabilitas Ical hanya ada di tingkat 9,2 persen pada November 2013. LKP melakukan pemantauan terhadap survei elektabilitas Ical setiap lima bulan sekali sejak November 2012.

Pada saat itu, elektabilitas Ical hanya 7,1 persen. Elektabilitas pengusaha Grup Bakrie itu kemudian meningkat signifikan pada Maret 2013, yakni sebesar 10,6 persen. Namun, peningkatan elektabilitas ini tidak berlangsung lama. Pada Juli 2013, elektabilitas Ical kembali turun menjadi 9,5 persen.

"Temuan LKP, elektabilitas Ical sebagai capres sulit menembus angka dua digit," ujar CEO LKP Usman Rachman dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (17/11/2013).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Nasional
Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Nasional
Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Nasional
Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Nasional
Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Nasional
Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com