Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto: Pemimpin Indonesia harus STMJ!

Kompas.com - 10/11/2013, 01:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyambut peringatan Hari Pahlawan 10 November, Kompasiana bersama salah satu politikus dan tokoh militer Indonesia, Wiranto, mengadakan acara diskusi yang bernama "Kompasiana Monthly Discussion (Kompasiana Modis) bersama Wiranto" di Hotel All Season, Jakarta, Sabtu (9/11/2013).

Acara yang dihadiri oleh puluhan Kompasianer (sebutan untuk pengguna situs blog sosial Kompasiana) ini membincang seputar kepemimpinan Indonesia di masa depan dengan tajuk "Estafet Perjuangan Pahlawan Menuju Indonesia Maju".

Dalam kesempatan itu, Wiranto memaparkan prinsip kepemimpinan yang harus dimiliki calon pemimpin Indonesia ke depannya. Adalah minuman khas Malang, Jawa Timur, STMJ (susu, telor, madu, dan jahe), yang diberi istilah untuk prinsip kepemimpinan tersebut.

"Ada satu jenis minuman khas Malang, Jawa Timur yang diberi istilah STMJ, campuran kombinasi dari bahan susu, telor, madu, dan jahe. Tapi di sini saya akan menjelaskan prinsip kepemimpinan, bukan tentang minuman", ujarnya.

Adapun kepanjangan dari STMJ itu, lanjut Wiranto, adalah Sadar, Tahu, Mau dan Mampu, serta Jamin. "Pemimpin harus sadar bahwa dia sedang menjabat, maka dia yakin bahwa jabatan ini adalah anugerah dari Tuhan dan mandat dari rakyat."

Pemimpin tidak hanya sadar, tapi ia juga harus tahu bahwa ada masalah. Dari tahu ada masalah, pemimpin bisa mengambil solusi yang tepat untuk masalah yang dihadapinya. Itulah gunanya ilmu pengetahuan yang dimiliki pemimpin. Menurut Wiranto, menjadi seorang presiden tidak cukup hanya tamatan SMA.

"Untuk jadi presiden, nggak cukup tamatan SMA", terangnya.

Setelah tahu masalah dan solusinya, tindakan selanjutnya adalah eksekusi. Pemimpin harus mampu dan mau mengeksekusi solusi tersebut. Dengan begitu, ia memiliki talenta sebagai pemimpin.

Setelah semua hal di atas di lakukan, seorang pemimpin harus menjamin. Selama mendapat amanat rakyat, dia harus tetap menjadi pemimpin rakyat, bukan bermetamorfosis menjadi penguasa.

Saat ditanya, apakah seorang Wiranto sudah merasa menjadi pahlawan mengingat perjalanan hidupnya di bidang militer yang terbilang tidak sebentar. Sambil berkelakar, Wiranto menjawab, seorang pahlawan itu adalah sebutan untuk yang sudah mati, sedangkan dirinya masih hidup.

"Saya tidak bisa menjawab langsung karena sebutan pahlawan bukan berdiri sendiri. Biasanya pahlawan itu sudah mati dan saya masih hidup," jawabnya.

Wiranto menegaskan, pahlawan hanya atribut formalitas saja. Seseorang yang melakukan kebaikan, lalu dikenang itu lebih baik, tanpa disebut pahlawan.

"Pahlawan hanya atribut formalitas saja, kebahagiaan semu. Seorang ABRI yang bertugas menjaga keamanan dan itu adalah hal yang sudah semestinya dilakukan, lalu dicap pahlawan, saya rasa berlebihan. Kalau saya jadi presiden, tidak usah dikasih gelar pahlawan, tidak apa", katanya.

Tak pelak, meski acara tersebut membahas tentang kepemimpinan Indonesia, beberapa pertanyaan terkait pencalonan dirinya sebagai calon presiden RI di Pemilu 2014 mendatang juga terlontar dari para Kompasianer.

Terkait strategi Wiranto dan Hari Tanoe dalam upaya meningkatkan elektabilitas pencolanan diri sebagai calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilu 2014 mendatang, Wiranto membeberkan beberapa hal yang telah dilakukannya.

"Pertama, saya dan wakil saya, Hari Tanoe, mendeklarasikan diri sebagai capres dan cawapres sebelum hari Pemilu. Kedua, saya tidak hanya berjanji. Saya nggak ngomong tapi langsung memberi contoh terkait kesatuan RI. Seorang tokoh yang berani mengajak etnis tionghoa dan kristen menjadi pemimpin,"paparnya.

Adapun strategi lainnya, masih menjadi rahasia. "Strategi itu sesuatu yang saya rahasiakan. Saya 'kan lama di militer. Kalau mau perang, strategi bocor, kita kalah," jelasnya.

Menambah hangat suasana diskusi, di sela-sela sesi tanya jawab, Wiranto juga mengabulkan permintaan salah satu Kompasianer untuk menyanyikan lagu kesayangan Wiranto, "Juwita Malam". (Siti Khoirunnisa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com