Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usung JK, PKB Yakin Bakal Raup Keuntungan

Kompas.com - 29/10/2013, 11:26 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Elektabilitas Partai Kebangkitan Bangsa diyakini akan meningkat jika mengusung mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2014. Suara PKB diperkirakan akan naik di kawasan Indonesia timur yang menjadi basis pendukung JK.

"Yakin akan meningkat. Jangankan menjadi keputusan partai (JK capres PKB), baru wacana saja akan jauh signifikan membantu (PKB)," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKB Sulawesi Selatan Azhar Arsyad ketika dihubungi, Selasa (29/10/2013).

Azhar mengatakan, Dewan Pimpinan Cabang di Sulsel sudah banyak yang mendorong agar PKB mengusung JK. Ketua Umum Palang Merah Indonesia itu dianggap layak untuk kembali menjadi pemimpin. Elektabilitasnya juga masih tinggi, khususnya di Sulsel.

Karena itu, tambah Azhar, usulan itu dilontarkan agar menjadi wacana. Setidaknya, dukungan serupa disampaikan DPW Kalimantan Timur, DPW Kalimantan Tengah, dan DPW NTB. Menurut orang dekat JK, sudah ada 27 DPW PKB yang mendukung pencalonan JK.

Meski demikian, Azhar menambahkan, pengusungan JK itu belum menjadi sikap resmi DPW Sulsel. Hal itu akan dibahas dalam Musyawarah Pimpinan Wilayah PKB Sulsel yang dijadwalkan digelar awal Desember 2013.

"Kalau di Sulsel saya kira enggak terlalu masalah (dukungan untuk JK)," ucapnya.

Ketika ditanya kapan sebaiknya PKB menetapkan bakal capres, Azhar berpendapat, penetapan sebaiknya dilakukan sebelum Pileg 2014. Hanya saja, kata dia, keputusan terakhir partai bahwa penetapan capres menunggu hasil Pileg 2014.

"Penetapan capres sebelum pileg bukan saja akan meningkatkan elektabilitas partai, tapi partai juga butuh orang yang bisa merekatkan," pungkasnya.

Seperti diberitakan, setidaknya ada tiga tokoh yang lebih dulu muncul sebagai kandidat capres di PKB. Mereka yakni Mahfud MD, Rhoma Irama, dan Muhaimin Iskandar. Mahfud dan Rhoma sudah giat berkampanye di daerah.

JK memang berniat maju kembali pada Pilpres 2014. Namun, politisi senior Partai Golkar itu untuk saat ini belum memiliki kendaraan politik lantaran Golkar sudah menetapkan Aburizal Bakrie alias Ical sebagai bakal capres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com