Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS "Warning" KPU soal Tenggat Waktu Perbaiki DPT

Kompas.com - 24/10/2013, 12:37 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Partai Keadilan Sejahtera mendesak Komisi Pemilihan Umum serius memperbaiki Daftar Pemilih Tetap (DPT) Nasional Pemilu 2014. Jangan ada lagi penundaan penetapan hingga batas waktu yang tentukan.

"Keputusan (penundaan) kemarin sudah tepat. Tapi KPU jangan main-main dengan tenggat waktu yang diberikan," kata mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (24/10/2013).

Sebelumnya, KPU memutuskan menunda penetapan DPT selambatnya hingga 4 November 2013. Penundaan itu atas rekomendasi Bawaslu dan diperkuat aspirasi pimpinan parpol setelah masih ditemukannya masalah dalam DPT.

Hidayat mengatakan, seharusnya tidak perlu ada masalah dalam DPT karena KPU sudah berpengalaman. Jika KPU kembali menunda penetapan DPT, kata dia, dampaknya bakal muncul sentimen ketidakpercayaan publik. Akhirnya, kualitas pemilu bakal dipertanyakan seperti pemilu 2009.

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, tambah Hidayat, tidak bisa lepas tanggan dari masalah DPT itu. Pasalnya, kata dia, sejak awal Gamawan menyebut DPT akan lebih baik setelah adanya e-KTP. Nyatanya, e-KTP masih bermasalah.

"Segera hadirkan sikap kenegarawanan untuk menyelamatkan kepercayaan publik. Sebab, kalau sampai pemilu dan demokrasi tidak dipercayai publik, saya khawatir yang muncul nanti anarki. Bahkan, kelompok radikal akan katakan, 'Ngapain tuh orang Islam ikut demokrasi'. Mereka akan sodorkan agenda radikalisme. PKS harus menolak," kata mantan Ketua MPR itu.

Seperti diberitakan, hingga kini, total pemilih dalam DPT yang ditetapkan semua provinsi sebesar 186,8 juta orang. Adapun versi Sidalih sebanyak 186 ,35 juta. Perbedaan sekitar 400.000 pemilih akan disinkronkan dalam dua pekan ini.

KPU memastikan penundaan tersebut tidak menganggu tahapan pemilu. Angka DPT disebut hanya terkait dengan pengadaan logistik. Padahal, pengadaan logistik dalam prakualifikasi lelang sudah memakai DPS hasil perbaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com