"Ini psywar. Sekarang kan ibaratnya dalam suasana perang, pertarungan, kita harus siap dengan semuanya," kata Edhy, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (22/10/2013).
Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat ini menegaskan, siapa saja berhak untuk menyampaikan tanggapannya terkait elektabilitas Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yang diusung menjadi capres dari Gerindra. Edhy menegaskan, partainya tidak akan reaktif memberi tanggapan. Gerindra, lanjutnya, lebih memilih fokus bekerja untuk memenangkan pemilihan legislatif.
Untuk diketahui, hasil penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dilakukan pada September-Oktober 2013 menyatakan bahwa elektabilitas Partai Gerindra masih sangat rendah. Imbasnya, ambisi Gerindra mengusung calon presiden diprediksi akan kandas karena perolehan suara yang rendah.
Peneliti LSI, Adjie Alfaraby mengatakan, elektabilitas Partai Gerindra hanya 6,6 persen. Elektabilitas yang rendah itu tidak mampu diangkat oleh Prabowo yang pada Maret 2013 memiliki elektabilitas sebesar 19,2 persen. Saat itu Prabowo masuk sebagai tiga besar kandidat terkuat calon presiden selain Megawati dan Aburizal Bakrie.
"Prabowo walaupun tinggi elektabilitasnya hanya akan menjadi capres wacana karena masih tergantung pada kebaikan hati, atau dukungan tokoh maupun partai di luar partainya," kata Adjie, Minggu (20/10/2013), di Kantor LSI, Jakarta.
Adjie melanjutkan, pengalaman serupa pernah dialami Prabowo pada pemilu 2009. Di tahun itu, elektabilitas Prabowo melesat jauh di atas elektabilitas partainya. Akhirnya, niat mantan Komandan Jenderal Kopassus bertarung di pilpres sirna setelah hasil perolehan suara Gerindra tak memenuhi syarat minimal 25 persen suara pemilu atau 20 persen jumlah kursi di parlemen.
"(Pada 2009) Prabowo akhirnya tunduk pada real politics dan bergabung dalam poros PDIP menjadi wakil Megawati. Elektabilitas Prabowo belum bisa dikonversikan menjadi elektabilitas partai," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.