Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambangi KPK, BNN Ambil Sampel DNA Akil Mochtar

Kompas.com - 21/10/2013, 14:06 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) menyambangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (21/10/2013). Juru Bicara BNN, Komisaris Besar (Pol) Sumirat Dwiyanto mengatakan bahwa kedatangan petugas BNN ke KPK adalah untuk mengambil sampel DNA Ketua Mahkamah Konstitusi nonaktif, Akil Mochtar yang ditahan di Rumah Tahanan KPK.

“Jadi kami dari BNN akan berkoordinasi dengan teman-teman KPK untuk mengambil contoh DNA dari Pak Akil,” kata Sumirat di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta.

Akil merupakan tersangka kasus dugaan penerimaan suap terkait sengketa pemilihan kepala daerah. Menurut Sumirat, pihaknya membutuhkan sampel DNA Akil untuk membandingkannya dengan DNA yang ditemukan Disaster Victim Investigation (DVI) Polri pada linting ganja yang disita dari ruangan Akil Mochtar beberapa waktu lalu.

“Jadi dari barang bukti yang sudah ditemukan kemarin, hasilnya menunjukkan teridentifikasinya adanya DNA di situ sehingga dari laboratorium menginginkan adanya DNA pembanding,” lanjut Sumirat.

Belum diketahui, DNA siapa yang tertinggal dalam linting ganja tersebut. Oleh karena itulah, tes DNA diperlukan dalam mengungkap kepemilikan narkotika di ruangan kerja Akil. Sebelumnya BNN melakukan tes urin dan rambut Akil terkait penemuan ganja dan sabu di ruangan kerja ketua MK nonaktif itu. Hasil tes urin dan rambut tersebut menunjukkan bahwa Akil negatif menggunakan narkotika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com