Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Partai Islam Persempit Jangkauan Penetrasi

Kompas.com - 01/10/2013, 18:19 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi, mengatakan, koalisi partai Islam tak mungkin terealisasi. Pasalnya, koalisi itu justru merupakan blunder yang akan mempersempit jangkauan penetrasi koalisi tersebut.

Kristiadi menjelaskan, terminologi partai Islam saat ini sudah tak berlaku dan membingungkan. Sebab, pada kenyataannya, kondisi partai di Indonesia sudah sangat terbuka dan diwakili semua unsur. "Dikotomi (partai Islam) itu sudah tidak valid. Sekarang ini ada perkembangan yang sangat baik, basis-basis partai tidak bisa dibasiskan oleh hal yang sifatnya primordial," kata Kristiadi dalam sebuah diskusi di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (1/10/2013).

Lebih jauh, Kristiadi juga menganggap istilah partai Islam sudah menyesatkan karena berpotensi membatasi diri dalam melakukan kerja politiknya. Baginya, koalisi yang paling benar adalah koalisi politik bersama, tidak terjebak dalam simbol yang sebenarnya tak bermanfaat untuk masyarakat.

"Sudah tidak bisa dilakukan (koalisi partai Islam). Menurut saya hanya akan mempersempit jangkauan penetrasi karena sebenarnya kita terdiri dari multiminoritas, bukan mayoritas," tandasnya.

Untuk diketahui, sejumlah pihak menilai saat ini adalah waktu yang tepat agar partai bernuansa Islam berkoalisi mengusung satu calon presiden. Di antara sederet nama, sosok mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dianggap yang paling tepat untuk diusung menjadi calon presiden dari koalisi partai Islam.

Koalisi partai Islam akan dipercaya membawa keuntungan terkait perolehan suara secara nasional. Para pengamat menghitung perolehan suara nasional akan mencapai lebih dari 20 persen bila partai bernuansa Islam berkoalisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com