Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Cuma Korbankan Djoko, KPK Harus Tuntaskan Kasus Simulator

Kompas.com - 25/09/2013, 15:25 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Komisi Pemberantasan Korupsi didesak segera menindaklanjuti fakta persidangan terdakwa Inspektur Jenderal Djoko Susilo terkait aliran dana dalam korupsi proyek simulator surat izin mengemudi. KPK harus meminta pertanggungjawaban pihak lain yang terlibat.

"Kasus ini jangan hanya mengorbankan Djoko," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane di Jakarta, Rabu (25/9/2013).

Neta menyikapi belum terlihatnya tindak lanjut dari KPK pascavonis Pengadilan Tipikor terhadap Djoko.

Ia menyinggung fakta persidangan soal adanya aliran dana ke Inspektorat Pengawasan Umum Polri, Primer Koperasi Polri di Ditlantas Polri, serta kalangan DPR. KPK didesak menyelidiki fakta tersebut dan menjerat mereka yang terbukti ikut menerima aliran dana suap simulator SIM.

Secara khusus, Neta juga menyoroti dugaan aliran dana ke Itwasum Polri. Menjerat para pengawas internal kepolisian yang korup bisa menimbulkan terapi kejut kedua bagi Polri. Terapi kejut pertama ketika KPK mengusut proyek simulator SIM.

Selain itu, penuntasan kasus hingga sampai memproses keterlibatan anggota Dewan, menurut Neta, bisa mencegah para politikus busuk kembali terpilih dalam periode selanjutnya. Nantinya, mereka juga bisa kembali bermanuver melemahkan KPK.

"Dalam menangani kasus simulator SIM, KPK harus mengedepankan keadilan sehingga tidak hanya mengorbankan Djoko dan membiarkan para perwira tinggi serta kalangan DPR yang juga menikmati uang simulator SIM," kata Neta.

Seperti diberitakan, Majelis Hakim Pengadilan Tipikor meyakini adanya aliran dana Rp 2,5 miliar kepada Itwasum terkait proyek simulator SIM. Selain itu, terungkap pula adanya suap mencapai Rp 4 miliar untuk anggota Dewan.

Djoko divonis bersalah melakukan korupsi dan tindak pidana pencucian uang dengan hukuman penjara selama 10 tahun dan denda Rp 500 juta subsider 6 bulan kurungan. Pengadilan juga memutuskan menyita 48 aset milik mantan Kepala Korlantas Polri itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Nasional
DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

Nasional
Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Nasional
PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Nasional
Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Nasional
BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

Nasional
Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Nasional
Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi 'Online'

Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi "Online"

Nasional
Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Nasional
Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Nasional
PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

Nasional
Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Nasional
KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com