Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9-11 September, Ribuan Perajin Tempe-Tahu Mogok Produksi

Kompas.com - 01/09/2013, 13:55 WIB
Windoro Adi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ribuan perajin tempe dan tahu di Tanah Air bakal mogok pada 9-11 September 2013. Mereka menuntut Kementerian Perdagangan segera menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) Bulog dan Gakopindo (Gabungan Koperasi Tempe Tahu Seluruh Indonesia) agar kedua lembaga bisa mengimpor kedelai, dan bebas dari tekanan kartel kedelai.

Demikian disampaikan Ketua Umum Gapindo Aip Syaifudin, Minggu (1/9/2013). Selanjutnya, Gapindo atas nama ribuan perajin tempe tahu tersebut menuntut pemerintah mengembalikan tata niaga kedelai ke tangan Bulog.

"Sekarang sudah terbukti bahwa kartel importir kedelai tidak memiliki tanggung jawab sosial kepada para perajin tempe-tahu. Yang mereka pikir cuma untung meski dengan mencekik hidup para perajin tempe-tahu," tandas Aip.

Menurut dia, di era Presiden Soeharto, tata niaga kedelai dimonopoli Bulog. "Selama Bulog memonopoli tata niaga kedelai, harga kedelai, baik kedelai lokal maupun impor, stabil," ujar Aip.

Di era tersebut, para perajin tempe-tahu dan keluarga mereka sejahtera. Bahkan setelah menyelesaikan sekolah anak-anak mereka, sebagian besar keluarga para perajin tempe-tahu bisa membiayai pergi haji orangtua mereka. "Sekarang jangankan membiayai sekolah anak-anak, hidup sehari-hari sudah susah karena melambungnya harga kedelai impor yang membuat harga tempe melampaui ambang batas psikologi pembeli," tekan Aip.

Ia kecewa, janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa Indonesia bakal swasembada kedelai tahun depan kini jauh dari harapan. "Sekarang saja, 90 persen kebutuhan kedelai nasional berasal dari kedelai impor," ucap Aip.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Nasional
Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Nasional
Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Nasional
Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Nasional
Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Nasional
Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Nasional
Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Nasional
KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

Nasional
Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com