Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awalnya, Marzuki Berharap Mahfud MD Ikut Konvensi

Kompas.com - 30/08/2013, 14:22 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Calon peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Marzuki Alie mengaku awalnya berharap mantan Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, bisa ikut proses konvensi. Marzuki menilai Mahfud layak untuk ikut seleksi capres.

"Yang saya harapkan Pak Mahfud," kata Marzuki di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Jumat (30/8/2013), ketika dimintai tanggapan penolakan dari empat orang untuk mengikuti konvensi.

Selain Mahfud, mereka yang menolak undangan konvensi, yakni mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Rustriningsih, dan Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Mahfud MD


Marzuki mengatakan, Mahfud layak ikut lantaran bukan kader parpol. Bagi Marzuki, kader parpol lain yang ikut konvensi hanya mengejar jabatan. Karena itu, Marzuki mengapresiasi sikap JK lantaran masih menjadi kader Partai Golkar dan Rustriningsih sebagai kader PDI Perjuangan.

"Sebagai kader partai, tapi kader yang ideologis. Kalau yang non-partisan, seperti Pak Mahfud, itu yang kita harapkan. Tapi saya kira ada pertimbangan-pertimbangan lain. Saya hargai," kata Marzuki.

Seperti diberitakan, sebanyak 11 kandidat telah menjalani pra-konvensi dengan Komite Konvensi Capres Partai Demokrat. Selain Marzuki, mereka adalah Ali Masykur Musa (anggota BPK), Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina), Dahlan Iskan (Menteri BUMN), Dino Patti Djalal (Dubes RI untuk Amerika Serikat), Endriartono Sutarto (mantan Panglima TNI), Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan), Irman Gusman (Ketua DPD), Hayono Isman (anggota Komisi I DPR), Pramono Edhie Wibowo (mantan KSAD), dan Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulawesi Utara).

Berbagai alasan disampaikan mereka yang menolak. Mahfud, misalnya, menolak lantaran mekanisme konvensi tidak jelas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com