Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Berkas Ketinggalan, Nazaruddin Batal Serahkan Bukti ke KPK

Kompas.com - 27/08/2013, 13:04 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, batal menyerahkan data dan bukti ke Komisi Pemberantasan Korupsi mengenai proyek-proyek pemerintah yang menurutnya diselewengkan, Selasa (27/8/2013). Pengacara Nazaruddin, Elza Syarief, beralasan, kliennya batal menyerahkan bukti ke KPK hari ini karena data-datanya ketinggalan.

"Sebetulnya kasusnya kan Garuda, tetapi juga membongkar yang 12 kasus kemarin kan, konsentrasinya kan di Hambalang. Kalau enggak salah, dia (Nazaruddin) mau ngeluarin data, cuma enggak kebawa. Ini datanya ketinggalan," kata Elza di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Selasa.

Dia menyambangi Gedung KPK untuk mendampingi Nazaruddin diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan pencucian uang pembelian saham perdana PT Garuda Indonesia. Sejak Senin (26/8/2013), Nazaruddin yang berstatus tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, itu diinapkan di Gedung KPK untuk kepentingan pemeriksaan kasus-kasus di KPK. Pada Senin lalu, Nazaruddin diperiksa KPK sebagai saksi dalam kasus dugaan penerimaan hadiah terkait proyek Hambalang yang diduga melibatkan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.

"Kemarin Nazar diperiksa masalah Hambalang. Hari ini diperiksa, sebetulnya kasusnya kan Garuda, tetapi juga ingin membongkar yang 12 kasus kemarin kan," ungkap Elza.

Saat mengunjungi Nazaruddin di Gedung KPK kemarin, Elza mengatakan, kedatangannya hari itu adalah atas permintaan Nazaruddin untuk menyampaikan ke KPK bukti-bukti terkait 12 proyek yang sebelumnya disampaikan. Bahkan, Elza menyebut ada 30 proyek yang nilai totalnya Rp 6,8 triliun yang diduga diselewengkan, termasuk soal proyek pengadaan alat olahraga Hambalang senilai Rp 7,8 triliun. Elza pun berjanji menyerahkan bukti yang dimiliki kliennya ke KPK hari ini.

Namun, hari ini Elza tidak datang membawa bukti ke KPK dengan alasan dokumennya ketinggalan. Saat ditanya lebih jauh soal proyek-proyek yang diungkapkannya kemarin tersebut, Elza mengatakan bahwa tujuan kongkalikong dalam proyek itu adalah mengumpulkan dana untuk memenangi kursi presiden.

"Iya, tapi itu kan tujuan bagaimana mencari dana dengan cara permainan proyek ini dan membagi-bagikan dana ini untuk supaya mendapatkan satu dana yang cukup besar untuk mendapatkan, ya upaya menjadi presiden," ujar Elza tanpa menjelaskan lebih jauh maksud pernyataannya ini.

Dia lantas mengungkapkan, kongkalikong dalam proyek-proyek tersebut melibatkan unsur pemerintah, legislatif, dan pengusaha.

"Diusahakan proyek apa kemudian setuju, dihitungnya oleh pengusaha sehingga demikian dihitung selisihnya yang akan dibagikan secara proporsional antara oknum eksekutif dan legislatif," ujarnya.

Saat diminta menyebutkan nama oknum-oknum yang bermain, Elza menolak untuk mengungkapkannya. "Ya itu jangan, terlalu... Termasuk nama-nama dan di mana terimanya, bagaimana cara penerimaannya, siapa yang membawa, siapa saksinya, itu semua ada," kata Elza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com