Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Jusuf Kalla, Bank Bukopin Serahkan 850 Paket Sembako

Kompas.com - 05/08/2013, 01:52 WIB
Suhartono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Melalui mantan Wakil Presiden RI M Jusuf Kalla, Bank Pembangunan dan Koperasi Indonesia (Bukopin), Senin (5/8/2013) pagi nanti, bakal menyerahkan sebanyak 850 paket sembilan bahan pokok (sembako) dan 120 karung beras.

Paket tersebut akan disebarkan kepada jemaah sejumlah masjid yang dinilai kurang mampu, menjelang Lebaran.

"Ya, benar, Pak JK, sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) memang akan menerima 850 paket dan 120 karung beras," kata Staf Pribadi Jusuf Kalla, Suryadi Adam, Minggu (4/8/2013) malam ini.

Menurut dia, penyerahan paket sembako dan beras akan diserahkan pada Senin pagi pukul 10.00 WIB di Sekretariat DMI Pusat di Jalan Borobudur No 22 Jakarta Pusat. "Paket akan diberikan Direktur Utama Bank Bukopin, Glen Glenardi kepada Pak JK," jelasnya.

Saat dijumpai Kompas belum lama ini, Kalla mengakui menjelang Lebaran ini, banyak pihak yang tanpa harus digugah, pasti memberikan bantuan kepada warga tak punya sebagai bagian dari ibadah.

"Ini bagian dari kebersamaan dan solidaritas sosial dari semangat berlebaran, yang didahului dengan berpuasa sebulan lamanya," tandasnya.

Adapun 850 paket sembako itu akan berisi di antaranya minyak goreng 1 liter, 1 kilogram gula pasir, 2 kaleng susu kental manis, 1 botol sirup, 1 kotak teh, 1 botol kecap.

Adapun 50 karung beras masing-masing 20 kilogram dan 190 karung kecil beras berisi masing-masing 2,5 kilogram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com