Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/08/2013, 20:58 WIB
Catatan Kaki Jodhi Yudono

Apa kabar kawan-kawan? Moga-moga anda senantiasa diberi kebaikan oleh pemilik segala kebaikan: Tuhan.

Bagaimana dengan lebaran kali ini, apakah anda juga pulang mudik seperti saya? Membawa serta keluarga menuju rumah di mana orang tua dan saudara-saudara kita bermukim di kampung atau kota kecil yang jauh dari hiruk-pikuk Jakarta?

Saya sungguh bersyukur, bahwa ternyata saya memiliki kampung. Sekali lagi kampung! Sebuah tempat bagi saya untuk menemukan kembali kepingan-kepingan jiwa saya yang berantakan oleh kesibukan kota Jakarta.

Kampung, ya kampung, nama lain untuk desa atau kelurahan yang merupakan satuan pembagian administratif daerah yang terkecil di bawah kecamatan/mukim/distrik/banua (benua). Kampung sebagai sinonim dari istilah desa ini dipakai di beberapa tempat. Di Lampung, istiah kampung dipakai di (Kab. Lampung Tengah, Tulangbawang, Tulangbawang Barat, Mesuji, dan Way Kanan), Papua dan Kalimantan Timur (Berau dan Kutai Barat).

Kampung bagi saya adalah 'rumah' untuk mengawali pergi dan pulang. Serupa pusaka yang senantiasa terekam di benak dan hati kendati saya telah menjelajah ke tempat-tempat yang jauh. Sebab, di kampung itulah saya diajari kebaikan pekerti dan ketulusan hati.

Makanya saya suka keheranan, manakala ada orang yang menyebut 'kampungan' kepada orang yang kurang berbudi. Entah siapa yang memulai, orang kota sering berolok-olok kepada mereka yang norak dan tak tahu aturan dengan sebutan "kampungan!". Padahal yang kerap tak tahu tata-krama biasanya orang kota, kenapa sekali-sekali kita tak menyebutnya "kotaan", begitu?

Kata kampung, konon, diambil dari bahasa Portugis; campo, tempat perkemahan. Nama-nama daerah di Kamboja juga sering disebut kompong yang merupakan sebuah distrik yang seringkali dipakai sebagai nama provinsinya. Istilah kampung dalam bahasa Aceh disebut gampong dan dalam bahasa Minang disebut kampuang.

Setelah setahun meninggalkan ibu, saudara dan tetangga di kampung, kini saya kembali lagi hendak menjenguk kampung saya. Sebuah perjalanan paling akbar bagi orang Indonesia, bahkan mungkin peristiwa migrasi paling besar di dunia setiap tahunnya. Dari data Kementerian Perhubungan, total jumlah pemudik tahun 2013 mencapai 30 juta orang. Para pemudik tersebut dibagi ke dalam dua bagian yakni pengguna kendaraan pribadi dan pengguna kendaraan umum.

"Total jumlah pemudik menggunakan kendaraan umum dan pribadi diperkirakan lebih dari 30 juta manusia," ujar Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Kamis (1/8/2013).

Menhub mengungkapkan pada tahun ini diperkirakan jumlah yang melakukan perjalanan mudik menggunakan angkutan umum saja ada 18.098.837 orang. Sementara itu jumlah kendaraan pribadi yang akan dipergunakan untuk perjalanan mudik tahun ini adalah diperkirakan sebanyak 3.027.263 unit untuk sepeda motor dan mobil pribadi sebanyak 1.756.775 unit

Ya, ya... dalam dua minggu ke depan jutaan orang akan memenuhi jalanan menuju asal muasal cerita: kampung!

Mobil, kereta, pesawat, kapal laut, bus dan motor dipilih orang sesuai selera mereka untuk mudik ke kampung halaman.

Kendati keluarga saya kerap berpindah tempat di kala saya masih kecil hingga remaja, tapi tetap masih di sekitar wilayah Jawa Tengah bagian selatan, tepatnya di eks-Karesidenan Banyumas. Wilayah yang cukup jauh dari pusat kekuasaan negeri ini. Karenanya, saya merasa tetap masih memiliki kampung.

Pernah pada suatu masa, keluarga saya tinggal di sebuah perkebunan, lalu di perkampungan yang tandus–keduanya di Kabupaten Cilacap. Dan kini, keluarga saya menetap di kota kecil bernama Wangon, Kabupaten Banyumas. Sebuah kota yang mendadak ramai tiap kali lebaran tiba, lantaran berada di persimpangan jalan menuju Bandung, Cilacap, Yogyakarta, dan Tegal.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com