Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novel Baswedan Bersaksi di Sidang Djoko

Kompas.com - 12/07/2013, 11:29 WIB
Icha Rastika

Penulis

Icha Rastika Penyidik KPK Kompol Novel Baswedan

JAKARTA, KOMPAS.com
- Sejumlah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi akan bersaksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi dan pencucian uang proyek simulator ujian surat izin mengemudi (SIM) Korps Lalu Lintas Kepolisian RI dengan terdakwa Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo yang digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat (12/7/2013). Salah satunya, Novel Baswedan. Novel dan sejumlah penyidik akan diperiksa sebagai saksi verbalisan atau saksi yang melakukan pemeriksaan kasus di tingkat penyidikan.

Saat ditemui di Pengadilan Tipikor Jakarta, Novel mengaku akan bersaksi untuk terdakwa Djoko bersama dengan tiga penyidik lainnya.

“Ya mau bersaksi. Penyidik kan harus bersaksi juga. Saya dan tiga kawan lagi akan bersaksi dalam sidang,” kata Novel.

Sementara tiga penyidik lainnya, enggan memberitahukan nama mereka kepada wartawan. Selain menghadirkan saksi verbalisan, persidangan juga menjadwalkan pemeriksaan saksi lain, di antaranya, notaris kepercayaan Djoko, Erick Maliangkay, serta Hary Idas, pensiunan PNS Polri Mudjiharjo, PNS Ditlantas Polda Metro Jaya Sudiyono, Mantan PNS Polri Sulistiyanto, Polisi yang juga ajudan Djoko bernama Wasis Tripambudi, Chintiin, Adriani Dahlan, Benita Pratiwi, Cahyo, Adji Wibowo, dan Lukman Sapto. Para saksi ini dianggap tahu seputar aset-aset Djoko.

Dalam surat dakwaan, Djoko disebut bersama-sama dengan Erick Maliangkay, Lam Anton Ramli, Mudjiharjo, Sudiyono, Djoko Waskito, Hari Ichlas, dan Eddy Budi Susanto, sekitar tahun 2010 sampai 2012 dianggap terlibat dalam perbuatan pencucian uang. Pencucian uang yang didakwakan berdasarkan kepemilikan tanah di Jakarta, Yogyakarta, Bali, Surakarta, juga kendaraan.

Selain itu, Djoko didakwa melakukan perbuatan melawan hukum atau penyalahgunaan wewenang terkait pengadaan proyek simulator SIM yang mengakibatkan kerugian Negara dan menguntungkan dirinya, pihak lain, serta korporasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com