Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipo Alam Ragukan Keberanian Presiden?

Kompas.com - 19/11/2012, 12:17 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Laporan Sekretaris Kabinet Dipo Alam ke Komisi Pemberantasan Korupsi tentang kongkalikong anggaran antara pejabat di tiga kementerian dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat menjadi tanda tanya besar keseriusan pemerintah memberantas korupsi.

Langkah Dipo melapor ke KPK tanpa dibarengi tindakan tegas terhadap kementerian yang bersangkutan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai aneh. Dipo malah dituding meragukan keberanian Presiden Yudhoyono.

Menurut anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Indra, langkah Dipo melapor ke KPK memang patut dipertanyakan. Terlebih laporan tersebut tidak diawali dengan langkah Dipo melapor ke Presiden Yudhoyono.

"Sebenarnya ada beberapa hal yang patut dipertanyakan dengan Dipo maupun Yudhoyono. Menteri kan pembantu atau anak buah Presiden, lalu kenapa Dipo selaku Seskab tidak melaporkan ini ke Yudhoyono. Kenapa ini tidak dievaluasi atau ditindak melalui rapat kabinet langsung," kata Indra.

Yudhoyono, lanjut Indra, bisa saja menindak kementerian yang menyimpang dengan mencopot atau me-reshuffle menteri yang bersangkutan. Tindakan Dipo melaporkan kongkalikong anggaran di tiga kementerian ke KPK, menurut Indra, hanya berarti jika mantan aktivis tersebut meragukan keberanian Yudhoyono menindak anak buahnya.

"Kalau memang benar ada penyimpangan di kementerian, kenapa Yudhoyono tidak mencopot menteri tersebut? Atau jangan-jangan Dipo Alam meragukan keberanian Yudhoyono dalam menggunakan hak prerogatifnya? Sudah sebegitu lemah dan tidak berdayanyakah Presiden kita ini," kata Indra.

Indra juga menilai langkah Dipo secara tidak langsung justru melecehkan sekaligus mengerdilkan lembaga Sekretariat Kabinet dan Yudhoyono selaku Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com