Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Agama: Kami Akan Bicara Lebih Keras

Kompas.com - 20/01/2011, 15:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Para tokoh agama menilai, pemerintah tidak mampu menangkap dan menyerap aspirasi yang disampaikan para tokoh lintas agama dalam pertemuan dan dialog dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berlangsung 17 Januari lalu. Mereka diundang setelah sepekan sebelumnya melansir sejumlah kebohongan pemerintah. Romo Franz Magnis-Suseno mengatakan, pemerintah terkesan hanya mendengar lalu mengadu data. Hal itu dikatakannya dalam konferensi pers bersama di Gedung KWI, Jakarta, Kamis (20/1/2011). Oleh karena itu, kata Romo Magnis, para tokoh agama akan bersuara lebih keras.

"Kami berpendapat bahwa demoralisasi publik berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. Perlu adanya perubahan, gereget dan kejujuran yang baru dari pemerintah. Maka dari itu, gerakan ini tidak akan berhenti dan akan bicara lebih keras lagi," katanya.

Pertemuan selama 4,5 jam itu, meski berlangsung interaktif, dinilai tidak menyentuh persoalan yang menjadi keprihatinan para tokoh lintas agama. Beberapa hal yang menjadi keprihatinan para tokoh adalah berbagai persoalan bangsa, di antaranya dari aspek ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, serta penegakan hukum.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, pesan yang disampaikan para tokoh lintas agama lebih bersifat moral. Pesan itu, menurut dia, seharusnya disikapi pemerintah dengan memerhatikan secara substansial. Yang terjadi, respons yang diberikan dinilai Din tidak substansial.

"Saya sedih ketika melihat sikap pemerintah yang mengalihkan persoalan sehingga keluar dari substansinya," ujarnya.

Din juga mengingatkan pemerintah agar tidak terdistorsi dan melupakan kesejahteraan masyarakat. Hadir dalam pernyataan bersama ini Ketua Maarif Institute Syafii Maarif, Ketua Perhimpunan Gereja Indonesia Andreas Yewangoe, Ketua Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia Mgr Martinus Situmorang, Romo Franz Magnis-Suseno, dan KH Salahuddin Wahid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Nasional
    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Nasional
    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    Nasional
    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

    Nasional
    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    Nasional
    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    Nasional
    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    Nasional
    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    Nasional
    Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

    Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    Nasional
    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com