Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Sufyan Abd
Dosen

Dosen Digital Public Relations Telkom University, Lulusan Doktoral Agama dan Media UIN SGD Bandung. Aktivis sosial di IPHI Jabar, Pemuda ICMI Jabar, MUI Kota Bandung, Yayasan Roda Amal & Komunitas Kibar'99 Smansa Cianjur. Penulis dan editor lebih dari 10 buku, terutama profil & knowledge management dari instansi. Selain itu, konsultan public relations spesialis pemerintahan dan PR Writing. Bisa dihubungi di sufyandigitalpr@gmail.com

Menelisik Pelaksanaan Haji Indonesia 2024

Kompas.com - 03/07/2024, 14:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jamaah haji yang dibekali berbagai mahdzab diberi medium tasammuh (toleransi) atas dinamika lapangan.

Mabit yang umumnya dipandang rukun dan wajib haji, tahun ini atas ijtihad Kemenag dibantu fatwa ormas Islam seperti NU, kemudian menjadi sunnah haji bagi kalangan mustadhafiin terutama lansia dan orang sakit tadi.

Di sisi lain, kolaborasi Kemenag, Kemenkes, dan Pemda melalui puskesmas-nya, juga membuat tahun ini pemeriksaan kesehatan lebih ketat dari sebelumnya.

Tidak sedikit yang sudah dapat porsi berangkat, akhirnya ditunda keberangkatan demi tercapainya hifdz nafs tadi.

Kejadian riil dialami penulis ketika beberapa jamaah keringat panas dingin ketika pemeriksaan kesehataan akhir dilangsungkan di Embarkasi Bekasi di malam keberangkatan.

Padahal, pemeriksaan akhir ini lebih ditujukan menjaring pasien status gawat darurat saat keberangkatan, bukan seleksi kesehatan dini.

Merujuk hal ini, kebijakan isthithoah kesehatan ini selayaknya diterapkan kembali untuk musim haji 2025 dan berikutnya guna menciptakan keberlangsungan jamaah haji pergi dan pulang utuh, bersama, dan mabrur.

Tantangan di Mina

Berikutnya adalah soal kompleksitas di maktab Mina, secara umum masih tetap terjadi tahun ini; Kapasitas tenda belum optimal, antrean sangat panjang di toilet, dampak sosial vertikal ikutan dari kompleksitas maktab, dst.

Bahwa puluhan toilet digunakan hampir 3.000 jamaah di satu komplek maktab selama tiga hari tiga malam untuk nafar awal serta empat hari empat malam (nafar tsani) adalah jurnal penguji kesabaran dalam prosesi terlama ibadah puncak haji.

Memang harus diakui pula, dalam waktu bersamaan, jarak maktab ke lokasi jamarat untuk jamaah haji Jabar relatif dekat (estimasi 4 km sekali jalan) plus dibarengi posko tenaga kesehatan nonkloter pada perjalanan berangkat-pulang jumroh.

Namun demikian, penulis menilai Kemenag bisa mereplikasi kebijakan murur di Muzdalifah pada kegiatan di Mina tersebut. Artinya, sebagaimana di Mudzalifah, tenda Mina juga hanya untuk jamaah yang bugar dan isthitoah menjalani jumroh.

Apakah memungkinkan peserta murur tadi langsung ke hotel (dengan jumroh sudah pasti di-badal-kan), sehingga kapasitas tenda berkurang dan menjadi lebih layak segalanya bagi jamaah isthitoah tersisa?

Pertanyaan ini amat relevan jika kita mendengar penjelasan Kerajaan Arab Saudi bahwa maktab berupa bangunan permanen di Mina dirancang tersedia baru pada 2030.

Dengan kata lain, diperlukan terobosan manasik haji seperti murur Muzdalifah, dalam pelaksanaan jumroh Mina tahun 2025-2029.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com