Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons PDI-P, Nasdem, dan PKB Usai Duet Anies-Sohibul Iman Diumumkan

Kompas.com - 27/06/2024, 06:19 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah resmi memutuskan untuk mengusung mantan capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan eks Presiden PKS Sohibul Iman untuk maju sebagai cagub dan cawagub di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan keputusan itu diambil setelah PKS menggelar rapat pada Kamis (20/6/2024) lalu.

Dalam rapat tersebut, PKS mendengar beragam aspirasi dan masukan dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS.

PKS pusat pun sudah menerima surat dari struktur DPW PKS DKI Jakarta, yang sudah mengusulkan nama-nama calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta ke DPP PKS.

"Telah memutuskan mengusung Bapak Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal cagub dan Sohibul Iman sebagai bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta," kata Syaikhu dalam acara Sekolah Kepemimpinan Partai PKS di Grand Sahid Hotel, Selasa (25/6/2024).

Baca juga: PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

Selain itu, PKS juga mendengarkan usulan dari para tokoh ulama, habaib, tokoh-tokoh lintas agama bahkan yang datang ke DPP PKS, para agamawan, para cendekiawan serta masyarakat di DKI Jakarta.

Ia menyebutkan, PKS juga mempertimbangkan segala aspek calon pemimpin yang baik.

"Nama-nama yang kemudian dibahas dalam rapat DPP, bahkan aspek-aspek yang jadi pertimbangan utama adalah calon yang memiliki pengalaman kepemimpinan yang baik di eksekutif maupun di legislatif, rekam jejaknya terlihat baik, memiliki kredibilitas, dan memiliki kapasitas," ujar Syaikhu.

Lantas, bagaimana PDI-P, Nasdem, dan PKB merespons duet Anies-Sohibul yang diumumkan PKS ini?

Sebab, ketiga partai di atas disebut-sebut juga akan mendukung Anies di Jakarta, setidaknya sebelum pengumuman duet ini disampaikan PKS.

Nasdem hormati

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem DKI Jakarta Wibi Andrino mengatakan, partainya menghormati langkah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang hendak mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta 2024.

"Ya kita hormati," kata Wibi kepada awak media pada Selasa (25/6/2024) di Akademi Bela Negara Nasdem, Pancoran.

Baca juga: PKS Usung Anies-Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta, Nasdem: Kita Hormati

Nasdem sendiri masih menunggu arahan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh untuk menentukan sosok yang akan mereka usung sebagai calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.

Namun, kata Wibi, nama Anies masuk dalam rekomendasi bakal calon gubernur yang diusulkan DPW Nasdem Jakarta.

"Kita masih nunggu arahan dari Ketua Umum Bapak Surya Paloh. Jadi, Pak Anies sendiri sebenarnya sudah masuk dalam salah satu nama rekomendasi dalam DPW," ujarnya.

PKB anggap duet Anies-Sohibul blunder

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda menganggap PKS blunder dengan mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Menurut Huda, duet tersebut menutup pintu untuk berkoalisi dengan partai lain.

"Di mata saya sih blunder menurut saya. Itu yang saya sebut komunikasi politik yang semacam ini akan menutup pintu partai-partai lain untuk bisa bermitra dan poros koalisi ini," ujar Huda di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/6/2024).

Baca juga: Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko Deadlock

Huda mengatakan, ada kegamangan di internal PKS, di mana awalnya mereka sebenarnya mengusung Sohibul Iman sebagai Cagub Jakarta.

Namun, dalam hitungan hari saja, PKS tiba-tiba mengusung duet Anies-Sohibul Iman.

Huda mengingatkan bahwa PKS sendirian saja belum cukup untuk mengusung calonnya sendiri.

"Kita tahu teman-teman kita PKS memang menang di pemilu legislatif kemarin. Tapi belum melampaui 20 persen karena baru 18 kursi, sementara 20 persennya 22 kursi. Jadi menurut saya model memborong begini, memborong figur untuk partai yang tidak memenuhi dan tidak punya golden tiket menurut saya bahaya itu, bahaya," tuturnya.

PDI-P ngotot usung kader sendiri

Ketua DPP PDI-P Eriko Sotarduga merespons ajakan PKS agar mendukung duet Anies Baswedan dan Sohibul Iman di Pilkada Jakarta 2024.

Eriko menyebut, pihaknya masih mengupayakan agar kadernya bisa diajukan menjadi bakal calon gubernur dalam pesta demokrasi yang berlangsung pada 27 November mendatang.

"Ya tentu kami melihat ini satu hal yang menarik. Tetapi bagi kami, kami kan konsisten bahwa kami menginginkan kader kami maju, kader kami untuk dimajukan siapapun," kata Eriko di Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Baca juga: PKS Usung Anies-Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta, PDI-P: Semuanya Masih Sangat Dinamis

Namun, pihaknya juga menyadari partainya membutuhkan koalisi dengan partai politik (parpol) lain dalam mengajukan pasangan calon di Pilkada Jakarta.

"Tentunya kita harus bekerja sama tadi saya sudah ingatkan, nah nanti dengan partai mana inilah yang sekarang sebentar lagi kami akan komunikasikan dalam tingkat DPP, kami yang berhak mengkomunikasikan itu ke partai lain, maupun kepada calonnya adalah DPP, dan nanti tentu ini akan kami sampaikan kepada Ibu Ketua Umum, apa progresnya," ujarnya.

PKS dinilai bidik efek ekor jas

Sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kembali mengusung Anies Baswedan sebagai calon gubernur dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta dianggap hanya demi mengatrol tingkat elektoral efek "ekor jas" (coattail effect).

Popularitas Ketua Majelis Syuro PKS Mohamad Sohibul Iman yang diusung sebagai bakal calon wakil gubernur dalam Pilkada Jakarta 2024 juga dinilai bakal meningkat akibat efek "ekor jas" dari Anies.

"Yang diuntungkan di sini untuk sementara hanya PKS dan Sohibul Iman demi mengatrol popularitas-elektabilitas yang minim lewat kampanye bersama Anies," kata Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro saat dihubungi Kompas.com, Rabu (26/6/2024).

Baca juga: Ketika Popularitas dan Elektabilitas Anies Dinilai Bikin PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta...

Agung mencontohkan efek elektoral didapat PKS dan Sohibul mirip ketika pesohor Raffi Ahmad dimajukan oleh banyak kandidat di provinsi lain sebagai pasangan mereka.

"Menimbang secara elektoral, Anies memiliki elektabilitas-approval rating yang tinggi," ucap Agung.

Agung mengatakan, meskipun PKS mempunyai kekuatan politik yang solid dalam menghadapi Pilkada Jakarta 2024, yakni dengan bekal 18 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), tetapi mereka juga mesti memperhitungkan peta politik pada masyarakat.

"Pilkada ini soal uji figur, bukan lagi soal partai. Sehingga kalau Anies atau Sohibul tak cermat memilih pasangan mereka, kemenangan yang diraih bisa tereduksi," ucap Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com