Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isak Ibunda Pegi: Kami Orang Miskin, Dizalimi, Tanpa Pegi Siapa yang Beri Makan?

Kompas.com - 20/06/2024, 16:18 WIB
Vitorio Mantalean,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Air mata Kartini mengalir dengan sendirinya dari kedua matanya, begitu pengacara Pegi Setiawan, Toni, memberikan keterangan kepada awak media di Mahkamah Agung (MA), Kamis (20/6/2024).

Ibunda Pegi itu menempuh semua jalur yang tersedia untuk memastikan agar proses praperadilan yang sedang mereka tempuh di Pengadilan Negeri Bandung berhasil dan status Pegi selaku tersangka pembunuhan dibatalkan majelis hakim.

Dalam sesi tanya-jawab sesaat dengan para wartawan, isak tangis Kartini menjadi-jadi.

Ia mengaku bersyukur banyak pihak bersimpati dan mendukung putranya yang merupakan kuli bangunan itu.

Baca juga: Khawatir Ada Suap, Pengacara Pegi Setiawan Minta MA Awasi Praperadilan

Namun pada saat yang sama, ia sangat kecewa lantaran tulang punggung keluarganya itu justru dicokok polisi atas tindakan yang ia yakini sama sekali tidak melibatkan anaknya.

"Kenapa pihak kepolisian tetap bersikeras menangkap anak saya? Sedangkan anak saya tidak melakukan itu," kata Kartini berlinang tangis.

"Di mana keadilan untuk orang miskin... Kami orang miskin, jangan zalimi kami," ucapnya.

Ia sempat ditenangkan oleh pengacara dan anggota keluarga yang lain, namun air mata terus meleleh ke pipinya.

"Kami makan dari Pegi, itu seadanya. Sekarang tidak ada Pegi, siapa yang mau kasih makan adik-adiknya juga saya?" ungkap Kartini.

Baca juga: Unggahan Bukti Pegi Setiawan di Facebook Hilang, Pengacara Laporkan Penyidik ke Propam

Bulan lalu, ketika Pegi diumumkan Polda Jawa Barat sebagai tersangka pembunuhan Vina Dewi (16) dan Muhammad Rizky (16) atau Eki di Cirebon pada 2016 silam, Pegi menginterupsi jalannya konferensi pers.

Ia menegaskan dirinya bukan Pegi alias Perong yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) pembunuhan Vina dan Eki.

Ia juga menyatakan siap mati untuk mempertahankan bahwa dirinya difitnah membunuh sepasang kekasih itu. Pegi mengaku, ketika pembunuhan Vina dan Eki terjadi, dirinya justru berada di Ketapang.

Tim pengacara Pegi juga telah menyiapkan banyak bukti untuk memperkuat argumentasi bahwa klien mereka tidak terlibat sama sekali dalam perkara ini dan meyakini betul polisi salah tangkap.

Baca juga: Berkas Perkara Pegi Setiawan Bakal Diperiksa Jaksa dalam Sepekan

Tim pengacara Pegi pun hari ini melapor ke Bareskrim Polri atas hilangnya sejumlah riwayat aktivitas di Facebook Pegi pada hari Vina dan Eki terbunuh.

Mereka juga resmi mengajukan gugatan praperadilan di PN Bandung, Jawa Barat, terkait penetapan tersangka Pegi. Mereka juga mengajukan penangguhan penahanan.

Dalam kasus ini, Komisi Yudisial (KY) akan menerjunkan tim pemantau untuk mengawasi jalannya sidang praperadilan Pegi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinjau RSUD di Barito Timur, Jokowi Soroti Kurangnya Dokter Spesialis

Tinjau RSUD di Barito Timur, Jokowi Soroti Kurangnya Dokter Spesialis

Nasional
PDN Kena 'Ransomware', Pemerintah Dianggap Tak Mau Belajar

PDN Kena "Ransomware", Pemerintah Dianggap Tak Mau Belajar

Nasional
Jokowi Persilakan KPK Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden

Jokowi Persilakan KPK Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden

Nasional
PKS Klaim Tolak Tawaran Kursi Bacawagub DKI dari KIM, Pilih Usung Anies-Sohibul

PKS Klaim Tolak Tawaran Kursi Bacawagub DKI dari KIM, Pilih Usung Anies-Sohibul

Nasional
Penangkapan 103 WNA Terkait Kejahatan Siber Berawal dari Imigrasi Awasi Sebuah Vila di Bali

Penangkapan 103 WNA Terkait Kejahatan Siber Berawal dari Imigrasi Awasi Sebuah Vila di Bali

Nasional
Rumah Pensiun Jokowi Mulai Dibangun, Kemensetneg: Presiden Sendiri yang Memilih Lokasi

Rumah Pensiun Jokowi Mulai Dibangun, Kemensetneg: Presiden Sendiri yang Memilih Lokasi

Nasional
Serangan Siber PDN Dinilai Semakin Menggerus Kepercayaan Publik

Serangan Siber PDN Dinilai Semakin Menggerus Kepercayaan Publik

Nasional
Publik Dirugikan 'Ransomware' PDN Bisa Tuntut Perdata Pemerintah

Publik Dirugikan "Ransomware" PDN Bisa Tuntut Perdata Pemerintah

Nasional
KPK Tetapkan 9 Tersangka Korupsi Proyek Pengerukan Alur Pelayaran di 4 Pelabuhan

KPK Tetapkan 9 Tersangka Korupsi Proyek Pengerukan Alur Pelayaran di 4 Pelabuhan

Nasional
Notifikasi Dampak 'Ransomware' PDN Nihil, Sikap Pemerintah Dipertanyakan

Notifikasi Dampak "Ransomware" PDN Nihil, Sikap Pemerintah Dipertanyakan

Nasional
KPK Usut Dugaan Korupsi Proyek Pengerukan Jalur Pelayaran di 4 Pelabuhan

KPK Usut Dugaan Korupsi Proyek Pengerukan Jalur Pelayaran di 4 Pelabuhan

Nasional
Duet Anies-Sohibul Dinilai Tak Realistis, PKS: Ini Pasangan Ideal, Punya Wawasan Global

Duet Anies-Sohibul Dinilai Tak Realistis, PKS: Ini Pasangan Ideal, Punya Wawasan Global

Nasional
PDI-P dan PKB Berpeluang Koalisi Tanpa PKS, Syaikhu: Insya Allah Pak Anies Tetap Bersama Kami

PDI-P dan PKB Berpeluang Koalisi Tanpa PKS, Syaikhu: Insya Allah Pak Anies Tetap Bersama Kami

Nasional
Ikuti Program MBKM, Taruna-taruni Kementerian KP Hasilkan Inovasi Produk Olahan Kelautan dan Perikanan

Ikuti Program MBKM, Taruna-taruni Kementerian KP Hasilkan Inovasi Produk Olahan Kelautan dan Perikanan

Nasional
Mendagri Minta Pemda Genjot Partisipasi Pemilih Pilkada 2024

Mendagri Minta Pemda Genjot Partisipasi Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com