Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI Sebut Bisa Kirim Warga Sipil ke Gaza, Kemenlu: Harus Ada Mandat PBB

Kompas.com - 18/06/2024, 11:08 WIB
Singgih Wiryono,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menegaskan, harus ada mandat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengirimkan masyarakat sipil atau organisasi masyarakat ke Gaza, Palestina, untuk misi perdamaian.

Hal itu disampaikan Kepala Biro Dukungan Strategis Pimpinan Kementerian Luar Negeri Roy Soemirat merespons isu pengiriman masyarakat sipil yang dilontarkan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

"Misi perdamaian PBB hanya baru akan diterjunkan setelah ada mandat PBB melalu resolusi Dewan Keamanan PBB," kata dia dalam terangan tertulis, Senin (17/6/2024).

Baca juga: Panglima TNI Sebut Masyarakat Sipil Bisa ke Gaza Bantu Warga Palestina

Roy mengatakan, hingga saat ini PBB belum membahas isu penggelaran peace keeping operation (PKO) di Gaza, Palestina.

Sebab itu, prioritas saat ini yang terus digaungkan di forum PBB adalah gencatan senjata.

Resolusi terbaru adalah gencatan senjata yang diusulkan Amerika Serikat dan disetujui oleh DK PBB.

"Pengiriman misi PBB baik terkait jumlah, komposisi, dan jenis keahlian pada saatnya nanti selalu disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan," ujar dia. 

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyampaikan, masyarakat sipil bisa ke Gaza dengan untuk membantu warga Palestina yang menjadi korban perang.

Baca juga: TNI Siapkan Boeing dan Hercules untuk Angkut Korban Konflik Gaza ke Indonesia

Masyarakat sipil bisa bergabung dengan pasukan perdamaian, Batalyon Zeni yang bakal dikirim ke Jalur Gaza jika mendapat izin dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Batalyon Zeni bertugas membangun berbagai fasilitas umum, seperti sekolah, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, dan tempat rehabilitasi.

Tempat-tempat tersebut akan diisi oleh para tenaga ahli di bidangnya untuk melayani warga Palestina.

Baca juga: Negosiator Israel: Puluhan Sandera di Gaza Masih Hidup

Meskipun demikian, belum diketahui bagaimana prosedur dan skema yang harus dilalui masyarakat sipil untuk bisa ke Gaza.

"Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang akan mengatur ya," kata dia, dilansir dari Antara.

Agus mengatakan, masyarakat sipil bisa menempati bagian tenaga ahli yang dibutuhkan di fasilitas umum yang tengah dipersiapkan untuk korban perang di Jalur Gaza.

Ia mencontohkan, masyarakat sipil bisa menjadi tenaga ahli di bidang pengobatan trauma atau trauma healing di tempat rehabilitasi.

"Nah, untuk rehabilitasi butuh personel yang punya kemampuan psikologi untuk trauma healing. Mungkin bisa juga dari sipilnya," kata Agus.


Namun, Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu juga tidak menerangkan secara rinci persyaratan yang harus dipenuhi warga sipil untuk bisa ikut bersama pasukan TNI ke Gaza.

TNI sendiri sudah menyiapkan 1.394 personel pasukan perdamaian untuk melaksanakan misi perdamaian di Gaza.

Pasukan tersebut akan ditugaskan di bidang pengamanan, pembangunan fasilitas umum hingga tenaga medis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Nasional
Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Nasional
Transaksi Judi 'Online' Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Transaksi Judi "Online" Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Nasional
Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com