Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten Barat Selalu Tolak Bantuan Warga, Merasa Dirinya Kaya

Kompas.com - 15/06/2024, 14:02 WIB
Baharudin Al Farisi,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rusmiyati (60), lansia sebatang kara yang tewas akibat gubuknya mengalami kebakaran disebut selalu menolak bantuan warga RT 02/RW 07, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Padahal, sejumlah bantuan telah warga berikan mengingat Rusmiyati hidup di gubuk reyot tanpa aliran listrik dan air.

“(Warga) sering (kasih bantuan), peduli, mereka enggak cuek. Tapi, si ibu ini yang cuek. Dikasih ini dan itu enggak mau. Kalau warga mah peduli. Waktu dia sakit saja ada yang suapin,” ujar Ketua RT setempat, Marzuki, saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (15/6/2024).

Baca juga: Mendiang Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Puluhan Tahun Tak Dapat Bantuan gara-gara Tak Urus Administrasi

Khotib (46) yang tinggal dekat gubuk Rusmiyati ini pernah menawarkan seperangkat kabel agar rumah sederhana mendiang mempunyai penerangan. Kendati demikian, dia menolak.

“Bahkan saya beli online kabel satu roll, cuma dia enggak mau. Saya mah maksudnya biar dia ada lampu gitu, ditarik dari tempat saya. Cuma dia enggak mau,” kata Khotib kepada Kompas.com dalam kesempatan berbeda.

Dengan begitu, Khotib hanya bisa membuat keran di samping rumah. Tujuannya agar Rusmiyati lebih mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari.

Pada intinya, Khotib memastikan, dia dan warga yang lain sudah sering menawarkan bantuan kepada Rusmiyati. Namun, dia selalu menolak.

Baca juga: Lansia Sebatang Kara yang Tewas dalam Kebakaran di Pejaten Barat Bekerja Sebagai Pengemis

Untuk bertahan hidup, Rusmiyati mengandalkan uang dari hasil mengemis di pinggir jalan raya. Tidak sedikit warga justru melihat mendiang berkecukupan meski tinggal di gubuk reyot.

“Ya dari mengemis, tapi duitnya banyak. Istilahnya, hiduplah. Maksudnya, bisa bertahan. Soalnya enggak ada laporan, ‘wah, ini dia enggak makan’ enggak,” ungkap Marzuki.

“Justru dia membanggakan dirinya sendiri, ‘duit gue banyak’. Ya makanya istilahnya dia bisa hiduplah, enggak kekurangan, enggak kelaparan,” tambah Marzuki.

Beberapa waktu sebelum bulan Ramadhan 2024, Rusmiyati jatuh sakit.

Warga dan Marzuki yang mengetahui hal tersebut langsung menghubungi keponakan mendiang yang berada di Balaraja, Kabupaten Tangerang.

Baca juga: Sebatang Kara, Lansia yang Meninggal Terbakar Dalam Gubuk di Pejaten Hidup Tanpa Listrik dan Air

“Alhamdulillah, diurus dan dibawa ke rumahnya, Balaraja, Tangerang. Nah, dibawa ke sana, diobati, sehat lagi, dia kembali lagi ke sini,” ujar Marzuki.

“Enggak (diantar), pergi sendiri. Padahal sudah dilarang sama keluarganya. 'Sudah, enggak usah lagi ke Jakarta. Ngapain? Sudah enggak punya apa-apa'. Tapi balik lagi,” lanjutnya.

Jauh sebelum bertempat tinggal di gubuk reyot berukuran 2 x 1,5 meter itu, Rusmiyati hidup bersama suami di salah satu kontrakan yang ada di wilayah RT 02/RW 07 Kelurahan Pejaten Barat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Nasional
Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Nasional
Transaksi Judi 'Online' Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Transaksi Judi "Online" Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Nasional
Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com