Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abdul Mukti
Dosen

Dosen Fisafat dan Pemikiran Islam

Redefinisi Manusia Indonesia dalam Demokrasi Kita

Kompas.com - 12/06/2024, 16:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Coba renungkan kasus korupsi di dua kementrian: Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Pertanian.

Terlepas dari framing media atau bukan, betapa kekuasaan menjadi tempat subur untuk berternak kue kekuasaan yang sebagiannya untuk menghidupi ongkos politik para elite.

Narasi tentang “atas nama rakyat” seringkali hanya menjadi pemanis dan jembatan penghubung untuk tujuannya sendiri. Setelah tujuannya tercapai, jembatan itu diputusnya.

Politik karenanya tanpa sadar telah lama “dimaterialisasi” dalam logika transaksi ekonomi. Manusia sebagai “makhluk ekonomi” telah menjadi subjek yang liar dan “memperkosa” jati diri politik pada sebatas komoditas ekonomi.

Apakah sedemikan berubahnya kehidupan politik kita hari ini? Maka tidak salah rasanya untuk kembali melihat lebih tenang dan jernih tentang nilai-nilai kemanusiaan dalam jati diri politik.

Kepada para pemikir besar seperti Plato, Jhon Lock, dan Jurgen Habermas, diskursus tentang jati diri politik agaknya layak untuk didiskusikan kembali. Plato, Locke, dan Habermas memiliki pandangan berbeda tentang politik sebagai dualitas kepentingan.

Plato cenderung mengutamakan kepentingan publik daripada kepentingan pribadi. Locke sebaliknya, ia cenderung mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan publik.

Ia berpendapat bahwa manusia memiliki hak alamiah yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun, yaitu hak hidup, hak kebebasan, dan hak memiliki properti.

Ia berpendapat bahwa manusia pada awalnya hidup dalam keadaan alam, yaitu keadaan tanpa pemerintah, hukum, atau otoritas.

Dalam keadaan alam, manusia hidup bebas dan merdeka, tetapi juga rentan terhadap konflik, ketidakadilan, dan ketidakamanan.

Oleh karena itu, manusia membuat kontrak sosial, yaitu perjanjian untuk membentuk suatu pemerintahan yang berdasarkan pada persetujuan bersama. Tujuan dari pemerintahan adalah untuk melindungi hak-hak alamiah manusia dari ancaman orang lain.

Pemerintahan harus didasarkan pada prinsip konsensus, representasi, dan pemisahan kekuasaan.

Kepada Jurgen Habermas didapati pelajaran tentang demokrasi deleberatif, yaitu prosos komunikasi politik antara negara/pemerintah dan rakyat secara setara di mana rakyat memiliki peran dalam merumuskan kebijakan.

Ketiga filsuf itu menempatkan politik sebagai cara untuk pemuliaan nilai-nilai kemanusiaan terutama supermasi sipil. Intinya, kedaulatan rakyat menjadi kunci dari politik dan demokrasi.

Nyawa politik yang telah disuntikan dan dirumuskan oleh para pemikir dan ilmuan politik dalam praktiknya sering ditinggalkan oleh para politisi dalam aktivitas kompetisi yang cenderung semakin pragmatis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Ingin Bertemu Prabowo Sebelum Pilkada 2024, Demokrat: Kita Harus Sambut Baik

Anies Ingin Bertemu Prabowo Sebelum Pilkada 2024, Demokrat: Kita Harus Sambut Baik

Nasional
Demokrat Anggap Ridwan Kamil Cocok Masuk Jakarta, Ungkit Jokowi dari Solo

Demokrat Anggap Ridwan Kamil Cocok Masuk Jakarta, Ungkit Jokowi dari Solo

Nasional
Sekjen PKS Sebut Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Maju Pilkada Jakarta

Sekjen PKS Sebut Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Maju Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Nilai Pintu Koalisi Masih Terbuka Meski PKS Usung Anies-Sohibul di Jakarta

PDI-P Nilai Pintu Koalisi Masih Terbuka Meski PKS Usung Anies-Sohibul di Jakarta

Nasional
Tinjau RSUD di Barito Timur, Jokowi Soroti Kurangnya Dokter Spesialis

Tinjau RSUD di Barito Timur, Jokowi Soroti Kurangnya Dokter Spesialis

Nasional
PDN Kena 'Ransomware', Pemerintah Dianggap Tak Mau Belajar

PDN Kena "Ransomware", Pemerintah Dianggap Tak Mau Belajar

Nasional
Jokowi Persilakan KPK Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden

Jokowi Persilakan KPK Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden

Nasional
PKS Klaim Tolak Tawaran Kursi Bacawagub DKI dari KIM, Pilih Usung Anies-Sohibul

PKS Klaim Tolak Tawaran Kursi Bacawagub DKI dari KIM, Pilih Usung Anies-Sohibul

Nasional
Penangkapan 103 WNA Terkait Kejahatan Siber Berawal dari Imigrasi Awasi Sebuah Vila di Bali

Penangkapan 103 WNA Terkait Kejahatan Siber Berawal dari Imigrasi Awasi Sebuah Vila di Bali

Nasional
Rumah Pensiun Jokowi Mulai Dibangun, Kemensetneg: Presiden Sendiri yang Memilih Lokasi

Rumah Pensiun Jokowi Mulai Dibangun, Kemensetneg: Presiden Sendiri yang Memilih Lokasi

Nasional
Serangan Siber PDN Dinilai Semakin Menggerus Kepercayaan Publik

Serangan Siber PDN Dinilai Semakin Menggerus Kepercayaan Publik

Nasional
Publik Dirugikan 'Ransomware' PDN Bisa Tuntut Perdata Pemerintah

Publik Dirugikan "Ransomware" PDN Bisa Tuntut Perdata Pemerintah

Nasional
KPK Tetapkan 9 Tersangka Korupsi Proyek Pengerukan Alur Pelayaran di 4 Pelabuhan

KPK Tetapkan 9 Tersangka Korupsi Proyek Pengerukan Alur Pelayaran di 4 Pelabuhan

Nasional
Notifikasi Dampak 'Ransomware' PDN Nihil, Sikap Pemerintah Dipertanyakan

Notifikasi Dampak "Ransomware" PDN Nihil, Sikap Pemerintah Dipertanyakan

Nasional
KPK Usut Dugaan Korupsi Proyek Pengerukan Jalur Pelayaran di 4 Pelabuhan

KPK Usut Dugaan Korupsi Proyek Pengerukan Jalur Pelayaran di 4 Pelabuhan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com