Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihak Pegi Klaim Jadi Korban Salah Tangkap, Komisi III Tak Bisa Intervensi Kasus Vina Cirebon

Kompas.com - 04/06/2024, 17:57 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Ardito Ramadhan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi III DPR Habiburokhman mengatakan pihaknya tidak bisa mengintervensi kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon, Jawa Barat, pada 2016 lalu yang dianggap janggal oleh sejumlah pihak.

Hal ini disampaikan Habiburokhman merespons pengaduan kuasa hukum Pegi Setiawan, tersangka kasus Vina yang merasa menjadi korban salah tangkap.

"Ya jadi kami selaku Komisi III posisi kami tentu kami tidak bisa mengintervensi yang namanya penegakan hukum. Tapi kami hanya mengawasi, termasuk hal ini menjadi masukan bagi kami, masukan-masukan seperti ini. Kami juga tidak bisa mengambil keputusan apapun tadi," ujar Habiburokhman di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/6/2024).

Habiburokhman menuturkan, dalam pertemuan dengan pihak Pegi, mereka menyampaikan bahwa klien mereka yang ditangkap adalah Pegi Setiawan, bukan Pegi alias Perong yang selama ini dicari polisi.

Baca juga: Pihak Pegi Ngadu ke DPR, Minta Kapolri Dipanggil soal Kasus Vina Cirebon

Politikus Partai Gerindra itu menyebutkan, pihak Pegi bersikeras bahwa polisi telah salah menangkap dan menahan orang.

"Nah kedua, mereka akan menyampaikan bukti-bukti terkait klaim mereka tersebut menyusul," ucap dia.

Habiburokhman mengatakan, DPR harus selalu berada di posisi tengah-tengah.

Dia menyebut pihaknya sedang menanti bukti yang sedang disiapkan oleh pihak Pegi Setiawan.

"Kita lihat nanti situasinya seperti apa, bukti-bukti apakah kuat atau tidak. Ya nanti teman-teman di komisi ini juga akan terus bekerja. Mungkin itu," kata Habiburokhman.

"(Pihak Pegi baru) menyampaikan, tapi buktinya belum ada. Ya dia menyampaikan, dia hanya ngobrol saja tanpa ada bukti tadi. Tapi tadi dia sampaikan bahwa ini Pegi ini beda dengan Pegi yang di dalam perkara tersebut, namanya mungkin sama ya," imbuh dia.

Baca juga: Perang Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Habiburokhman meminta agar kejanggalan dalam kasus Vina Cirebon tidak menghapus prestasi Polri selama ini.

Ia yakin pasti ada kasus serupa yang terjadi di belahan dunia luar, bukan hanya di Indonesia.

"Kalau tiap kasus ada dinamika ya kita serahkan saja prosesnya secara hukum nanti bagaimana," imbuh Habiburokhman.

Habiburokhman menyebut dirinya belum tahu apakah Komisi III DPR akan memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo atau tidak terkait kasus ini.

Sebelumnya, pengacara tersangka Pegi Setiawan, Mayor TNI (Purn) Marwan Iswandi bersama timnya mendatangi Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (4/6/2024).

Marwan dkk datang ke DPR untuk menemui pimpinan Komisi III DPR terkait kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon pada tahun 2016.

Setelah bertemu pimpinan Komisi III DPR, Marwan mengatakan, pihaknya meminta DPR memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Baca juga: Pegi Melawan Lewat Praperadilan, Ingin Buktikan Bukan Pembunuh Vina

"Saya sampaikan kepada pimpinan Komisi III. Pertama, itu saya minta agar biar jelas perkara ini, panggil Kapolri. Duduk perkaranya jadi jelas. Bukan berarti saya minta agar ini intervensi. Sebab saya lihat ini dalam perkara ini (kasus Vina Cirebon) banyak kejanggalan, banyak sekali kejanggalan," ujar Marwan di Gedung DPR, sore ini.

Marwan menyampaikan, sebagai seorang pensiunan prajurit TNI yang pernah menjabat oditur militer, dia sangat tertarik menangani kasus ini.

Sebab, dia melihat banyak kejanggalan dalam pengusutan kasus Vina Cirebon.

"Saya ini mantan oditur militer, saya dulu menyidangkan tentara. Maka saya tertarik di sini karena saya melihat, 'Wah ini banyak kejanggalan'," kata dia.

"Mulai dari ini, kejanggalan ini, 2 orang dianulir, Dani sama Andi. Di dalam putusan pengadilan ini saya membaca, justru mereka yang paling aktif. Mereka melakukan pemerkosaan," ujar Marwan.

Baca juga: Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Ia pun mengaku pernah bertanya kepada ibu Pegi terkait kedekatannya dengan anaknya.

Kepada Marwan, sang ibu mengaku dekat dengan Pegi. Namun, Pegi tidak pernah bercerita soal Vina dan Eki.

"Karena kan ini pembunuhan berencana, pasti ada motivasi, ada dendam. Ini tidak ada. Dia tidak pernah cerita. Dan yang lebih lucu lagi, perkara ini tanggal 27, perkara ini, polisi sempat datang ke rumah klien kami. Saya bilang, 'Waktu itu Pegi ada enggak?' (Kata ibunya) 'Pegi ada di Bandung'. Tapi polisi enggak mengejar ke Bandung, baru sekarang ini baru ditangkap. Loh kenapa enggak ditangkap selama ini?" papar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Nasional
Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Nasional
Transaksi Judi 'Online' Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Transaksi Judi "Online" Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Nasional
Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com