Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Afif
Hakim PTUN Palembang

Lulusan Program Doktor Fakultas Hukum Universitas Andalas.

Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Cegah Politik Dinasti

Kompas.com - 30/05/2024, 09:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

A principle related to separation of powers is the doctrine of checks and balances. Whereas separation of powers devides governmental power among different officials, checks and balances gives each official some power over the others”. (Robert Weissberg, 1979)

SENADA dengan yang dikatakan oleh Robert Weissberg di atas, dalam sistem demokrasi, checks and balances adalah mekanisme yang sangat penting untuk memastikan pemerintahan berjalan dengan transparan dan akuntabel.

Mekanisme ini memungkinkan setiap cabang pemerintahan untuk mengawasi dan membatasi kekuasaan satu sama lain sehingga tidak ada satu pihak pun yang memiliki kekuasaan absolut.

Hal ini termasuk dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, di mana eksekutif (kepala daerah) dan legislatif daerah (DPRD) harus memiliki hubungan kerja yang seimbang dan saling mengawasi.

Baca juga: Reformasi Seleksi Calon Kepala Daerah

Namun, dalam praktiknya, checks and balances sering kali tidak berjalan dengan baik, terutama ketika terdapat hubungan kekeluargaan antara kepala daerah dan unsur pimpinan di legislatif daerah.

Secara sederhana, ketika kepala daerah memiliki ikatan kekeluargaan dengan pimpinan DPRD, dinamika pengawasan dan keseimbangan kekuasaan menjadi terganggu.

DPRD, yang seharusnya berfungsi sebagai badan pengawas yang kritis terhadap kebijakan eksekutif, bisa kehilangan independensinya.

Dalam situasi seperti ini, pengawasan yang dilakukan oleh DPRD cenderung melemah karena adanya hubungan keluarga yang dapat memengaruhi objektivitas dan integritas pengawasan tersebut.

Akibatnya, kinerja pemerintah daerah yang seharusnya diawasi dengan ketat bisa mendapatkan apresiasi tanpa evaluasi kritis, meskipun sebenarnya banyak kelemahan atau penyimpangan.

Hubungan kekeluargaan dalam pemerintahan tidak hanya berpotensi melemahkan pengawasan legislatif, tetapi juga membuka peluang besar bagi korupsi dan nepotisme.

Ketika kekuasaan terpusat pada satu keluarga, ada kecenderungan untuk membuat keputusan berdasarkan kepentingan pribadi atau keluarga, bukan kepentingan publik.

Ini menciptakan lingkungan yang tidak transparan dan tidak akuntabel, di mana penyalahgunaan kekuasaan bisa terjadi dengan mudah dan sulit terdeteksi.

Kasus Ratu Atut di Banten adalah salah satu contoh paling mencolok dari bagaimana hubungan kekeluargaan dalam politik dapat merusak prinsip checks and balances yang sangat penting dalam sistem demokrasi.

Selama bertahun-tahun, Ratu Atut dan keluarganya menguasai pemerintahan di Banten, menggabungkan kekuasaan eksekutif dan legislatif di tangan satu dinasti.

Hal ini menciptakan lingkungan yang subur untuk penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi, yang akhirnya terungkap dalam berbagai kasus hukum yang melibatkan keluarga Atut.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

Nasional
Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Nasional
Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Nasional
Ketua RT di Kasus 'Vina Cirebon' Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Ketua RT di Kasus "Vina Cirebon" Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Nasional
Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Nasional
PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

Nasional
Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Nasional
Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Nasional
Sebut Anggaran Pushidrosal Kecil, Luhut: Kalau Gini, Pemetaan Baru Selesai 120 Tahun

Sebut Anggaran Pushidrosal Kecil, Luhut: Kalau Gini, Pemetaan Baru Selesai 120 Tahun

Nasional
Kasus Korupsi Pembelian Truk Basarnas, KPK Sebut Negara Rugi Rp 20,4 Miliar

Kasus Korupsi Pembelian Truk Basarnas, KPK Sebut Negara Rugi Rp 20,4 Miliar

Nasional
PDI-P Sebut Hasto Masih Pimpin Rapat Internal Persiapan Pilkada 2024

PDI-P Sebut Hasto Masih Pimpin Rapat Internal Persiapan Pilkada 2024

Nasional
Bawas MA Bakal Periksa Majelis Hakim Gazalba Saleh jika Ada Indikasi Pelanggaran

Bawas MA Bakal Periksa Majelis Hakim Gazalba Saleh jika Ada Indikasi Pelanggaran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com