Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Kompas.com - 04/05/2024, 12:46 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Ardito Ramadhan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar ilmu hubungan internasional, Dinna Prapto Raharja mengatakan, pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ke depan memerlukan sosok menteri luar negeri (menlu) yang benar-benar memahami situasi geopolitik global.

Menurut dia, figur tersebut penting membertimbangkan perkembangan arah geopolitik saat ini yang semakin dinamis dan berimbas kepada situasi ekonomi dunia.

"Kita harus mulai masuk ke politik, kemudian geopolitik, pertahanan keamanan penting, tapi bukan dalam senjatanya. Nomor satu kekuatan kita itu diplomasi. Jadi orang yang di (posisi) Menlu ya, posisinya harus luwes," ujar Dinna dalam program Gaspol sebagaimana dilansir YouTube Kompas.com, Sabtu (4/5/2024).

"Bisa masuk ke berbagai lini. Ngerti betul soal geopolitik nya, jadi jangan cuma orang ekonomi yah, itu harapan saya. Karena ekonomi itu efek (dari situasi geopolitik),"  ujar dia melanjutkan.

Baca juga: Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Dinna menjelaskan, ke depannya perdamaian dunia tak bisa lagi bertumpu kepada perjanjian-perjanjian karena banyak perjanjian yang buntu dan tidak terlaksana.

Oleh karena itu, Indonesia harus mampu berdiplomasi dan membaca situasi dengan tepat.

Menurut Dinna, hal itu bergantung pada sosok menlu yang harus mampu memahami situasi sekaligus menunjukkan seperti apa citra Indonesia di mata global.

"Artinya orangnya harus benar-benar tenang, lalu (mampu) berhadapan dengan itu. Bukan yang terlalu ingin tampil di sosmed saja gitu kan. Supaya negara-negara itu melihat bahwa Indonesia adalah negara yang damai," kata dia menjelaskan.

Baca juga: Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Selain itu, Dinna juga menyarankan agar menlu berikutnya merupakan seorang diplomat Kemenlu agar dapat langsung bekerja saat memimpin kementeriannya.

Ia mengatakan, selain karena sistem di dalam kementerian sudah tertata baik, Indonesia juga tak punya banyak waktu untuk menghadapi dampak dari perkembangan politik internasional saat ini.

"Dia ngerti Kemenlu, sudah dikenal juga dalam Kemenlu. Di Kemenlu banyak yang pandai, cerdas, mereka juga bisa mapping, tapi selama ini belum cukup optimal dimanfaatkan, jadi orang itu harus bisa langsung masuk bekerja sama with everyone di Kemenlu juga," tambah akademisi dari Universitas Bina Nusantara ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Mangkir Panggilan PTUN soal Gugatan Bintang 4, Pilih Hadiri Penyematan Bintang Bhayangkara Utama Polri

Prabowo Mangkir Panggilan PTUN soal Gugatan Bintang 4, Pilih Hadiri Penyematan Bintang Bhayangkara Utama Polri

Nasional
Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

Nasional
Gerindra Tak Paksakan Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta

Gerindra Tak Paksakan Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta

Nasional
Rangkaian Puncak Haji Berakhir, 295 Jemaah Dibadalkan

Rangkaian Puncak Haji Berakhir, 295 Jemaah Dibadalkan

Nasional
Gerindra: Memang Anies Sudah 'Fix' Maju di Jakarta? Enggak Juga

Gerindra: Memang Anies Sudah "Fix" Maju di Jakarta? Enggak Juga

Nasional
Alasan Polri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo: Berjasa Besar

Alasan Polri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo: Berjasa Besar

Nasional
Kuota Tambahan Haji Reguler Dialihkan ke Haji Plus, Gus Muhaimin: Mencederai Rasa Keadilan

Kuota Tambahan Haji Reguler Dialihkan ke Haji Plus, Gus Muhaimin: Mencederai Rasa Keadilan

Nasional
Polri Klaim Penyidik Tak Asal-asalan Tetapkan Pegi Setiawan Jadi Tersangka Pembunuhan 'Vina Cirebon'

Polri Klaim Penyidik Tak Asal-asalan Tetapkan Pegi Setiawan Jadi Tersangka Pembunuhan "Vina Cirebon"

Nasional
Menkominfo Janji Pulihkan Layanan Publik Terdampak Gangguan Pusat Data Nasional Secepatnya

Menkominfo Janji Pulihkan Layanan Publik Terdampak Gangguan Pusat Data Nasional Secepatnya

Nasional
Terdampak Gangguan PDN, Dirjen Imigrasi Minta Warga yang ke Luar Negeri Datangi Bandara Lebih Awal

Terdampak Gangguan PDN, Dirjen Imigrasi Minta Warga yang ke Luar Negeri Datangi Bandara Lebih Awal

Nasional
Kapolri Sematkan Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo

Kapolri Sematkan Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo

Nasional
Dihukum 6 Tahun Bui, Eks Sekretaris MA Hasbi Hasan Pertimbangkan Kasasi

Dihukum 6 Tahun Bui, Eks Sekretaris MA Hasbi Hasan Pertimbangkan Kasasi

Nasional
KPK Periksa Pengusaha Zahir Ali Jadi Saksi Kasus Pengadaan Lahan Rorotan

KPK Periksa Pengusaha Zahir Ali Jadi Saksi Kasus Pengadaan Lahan Rorotan

Nasional
Kominfo Masih Berupaya Pulihkan Gangguan Pusat Data Nasional yang Bikin Layanan Imigrasi Terganggu

Kominfo Masih Berupaya Pulihkan Gangguan Pusat Data Nasional yang Bikin Layanan Imigrasi Terganggu

Nasional
Bulog Mau Akuisisi Sumber Beras Kamboja, Mentan Minta Optimalkan Potensi Domestik

Bulog Mau Akuisisi Sumber Beras Kamboja, Mentan Minta Optimalkan Potensi Domestik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com