JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua MPR Bambang Soesatyo atau akrab disapa Bamsoet mengatakan, pihaknya akan menggelar silaturahim kebangsaan ke presiden dan berbagai tokoh nasional lain dalam waktu dekat.
Menurut Bamsoet, hal itu dilakukan MPR menjelang transisi politik kepemimpinan nasional setelah Pilpres 2024.
"MPR RI akan menyelenggarakan Silaturahmi Nasional Kebangsaan dengan menggunakan format pertemuan Meja Bundar, bersama pimpinan lembaga negara. Membahas berbagai hal penting seputar kebangsaan untuk memastikan transisi pemerintahan berjalan efektif dan efisien," kata Bamsoet dalam keterangan yang diterima, Selasa (30/4/2024).
Baca juga: Jubir: Pak Jokowi Mentor Pak Prabowo, Itulah Proses “Mempersiapkan”
Bamsoet mengungkapkan, MPR bakal bersilaturahim dengan Presiden Joko Widodo dan Wapres Maruf Amin, serta Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Kemudian, MPR juga akan bersilaturahim dengan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, dan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, Wapres ke-9 Hamzah Haz, Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kalla, Wapres ke-11 Boediono hingga para mantan Ketua MPR.
MPR, lanjut Bamsoet, juga bersilaturahim dengan pimpinan partai politik, serta pimpinan organisasi sosial kemasyarakatan termasuk organisasi keagamaan.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menjelaskan, silaturahim kebangsaan diperlukan agar MPR bisa tetap membumi di berbagai kalangan.
"Menjadi rumah Kebangsaan yang menjaga kemajemukan bangsa, pengawal ideologi Pancasila, serta penegak konstitusi dan kedaulatan rakyat. Menjadi benteng bagi tetap berdirinya NKRI," ujar Bamsoet.
"Sekaligus memastikan bahwa perjalanan bangsa ini tetap tegak lurus dan bermuara pada terwujudnya cita-cita nasional yang telah digariskan oleh para pendiri bangsa, yaitu menjadi negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur," tambahnya.
Baca juga: Saat Jokowi dan PM Lee Saling Kenalkan Calon Penerusnya
Mantan Ketua DPR ini menerangkan, silaturahmi kebangsaan dilandaskan pada prinsip bahwa kemerdekaan yang diraih sejak 78 tahun yang lalu, tidaklah terlahir dari ruang hampa.
Ia menyatakan, kemerdekaan bukan pula didapatkan secara instan, ataupun hasil pemberian.
Namun, kemerdekaan adalah buah dari perjuangan dan pengorbanan yang didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, yang dirahmati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Menurut Bamsoet, kerja keras dan perjuangan para pendiri bangsa menjadi modal dalam melangkah menuju Indonesia Emas 2045.
"Indonesia Emas yang dicita-citakan adalah Indonesia yang rakyatnya sejahtera, yang ditandai dengan nihilnya angka kemiskinan. Indonesia yang memiliki pengaruh kuat dalam pergaulan dunia dengan dukungan sumber daya manusia yang tangguh dan berdaya saing global," ungkapnya.
"Serta Indonesia yang ramah lingkungan dalam pengelolaan negara. Mewujudkannya, tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak saja. Melainkan perlu gotong royong dari berbagai pihak dan kalangan," tutup Bamsoet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.