Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Urai Kemacetan di Merak, Menhub Lapor Presiden Butuh Dermaga Tambahan

Kompas.com - 08/04/2024, 12:58 WIB
Fika Nurul Ulya,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, perlu dermaga tambahan untuk mengurai kemacetan belasan kilometer di Pelabuhan Merak, Banten.

Ia mengungkapkan, jalan menuju Pelabuhan Merak menjadi satu dari tiga jalur darat yang membutuhkan penanganan khusus. Dua jalur lainnya adalah Cipali dan Ketapang.

Selain penambahan dermaga, kapal-kapal yang ditempatkan di Pelabuhan Merak harus lebih besar.

"Di Merak, satu diharuskan memiliki kapal yang lebih besar dan lebih cepat. Kedua memang harus ada tambahan dermaga," kata Budi Karya usai meninjau Stasiun Pasar Senen bersama Presiden Jokowi, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2024). 

Baca juga: Bukan di Pelabuhan Merak, Ini Kasus Kemacetan Saat Mudik Lebaran Terparah di Indonesia

Budi menuturkan, kapal-kapal dengan kecepatan15 knot dianggap masih kurang optimal untuk mengangkut orang di masa mudik Lebaran. Ia bilang, butuh kapal besar dengan kecepatan di atas itu.

Ukuran kapal pun harus di atas 1.000 GT untuk memenuhi kebutuhan. Terkait dua hal ini, Menhub sudah melaporkannya kepada Presiden Joko Widodo.

"Kami sudah bahas dan lapor Pak Presiden. "Pak, ini butuh dermaga, Pak Presiden,". Kapal juga harus ditambah," ucapnya.

Adapun kemacetan belasan kilometer di Merak terjadi lantaran ketidaktaatan masyarakat pengguna jalan.

Mereka kata Budi, belum membeli tiket penyebrangan saat hendak berangkat. Akibatnya, antrean mengular hingga 10 kilometer.

Sedangkan jalur udara, rel, dan laut bisa ditangani dengan baik. Budi mengungkapkan, tidak terjadi penumpukan di stasiun kereta api karena tidak sudah diperoleh masyarakat melalui daring dan luring dengan jumlah yang ditentukan. 

Baca juga: Jokowi Perintahkan Menhub Fokus Tangani Pemudik dengan Motor di Merak

Tercatat, ada sekitar 4,2 juta penumpang yang mudik menggunakan kereta api.

"Penjualan tiket mudik sampai saat ini masih 99,98 persen, masih ada 2 persen lagi. (Stasiun Pasar) Senen dan (Stasiun Surabaya) Pasar Turi adalah yang terbanyak. Secara umum kereta api berjalan dengan baik, Insya Allah tidak ada longsoran di titik-titik," tuturnya.

Sementara di sektor transportasi udara, pihaknya mengarahkan untuk memaksimalkan armada agar tidak terjadi penumpukan.

"Dengan 420 pesawat, kita bisa meningkatkan jumlah penumpang. Artinya perjalanannya bertambah. Kita menambah, membuka lapangan terbang lebih sore dan lebih malam," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com