Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Mustahil Jokowi Bagi Bansos Pengaruhi Pemilu, Muhadjir Ditegur Hakim MK

Kompas.com - 05/04/2024, 14:07 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berpandangan, mustahil apabila kunjungan kerja dan pembagian bantuan sosial (bansos) oleh Presiden Joko Widodo dapat memengaruhi hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hal ini disampaikan Muhadjir ketika memberikan keterangan di hadapan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam sidang lanjutan sengketa hasil Pilpres 2024, Jumat (5/4/2024).

Awalnya, Muhadjir menjelaskan bahwa kunjungan Jokowi ke daerah bukan sekadar untuk membagikan bansos, melainkan juga memastikan semua program terlaksana dengan baik sekaligus menerima umpan balik dari masyarakat terkait program yang dijalankan.

Baca juga: Sidang MK, Muhadjir Jawab soal Penugasan Presiden yang Dicurigai Hakim sebagai Cawe-cawe

"Karena itu sering mesti kita undang kita kumpulkan mereka, misalnya smp 1.000 orang untuk ketemu dgn beliau, untuk melakukan dialog, itu sebetulnya simbolik saja," kata Muhadjir, Jumat siang.

Muhadjir pun mengaku ragu apabila kunjungan Jokowi untuk membagikan bansos itu bisa memengaruhi preferensi rakyat dalam memilih calon presiden dan wakil presiden.

Baca juga: Sidang MK, Muhadjir Jawab soal Penugasan Presiden yang Dicurigai Hakim sebagai Cawe-cawe

Sebab, menurut dia, Jokowi hanya bertemu ratusan ribu orang selama berkeliling Indonesia untuk membagikan bansos.

"Kalau 40 titik itu taruhlah 2.000 (orang) satu titik, berapa? Kan hanya 80.000, masa 80.000 (orang di) kunjungan beliau bisa memengaruhi sleuruh Indonesia?" kata Muhadjir.

Ia menambahkan, Jokowi pun tidak hanya mendatangi satu titik ketika berkunjung ke daerah, bahkan bisa sampai 5 titik untuk mengecek berbagai proyek pemerintah.

Baca juga: Airlangga Sebut Tak Ada Bansos Berbungkus Kuning, Ketua MK: Warna Lain Ada, Pak?

"Sekali lagi saya sampaikan, terlalu musykil kalau hanya 100 kunjungan untuk secara simbolik membagi bansos kemudian itu berpengaruh secara nasional, itu saya kira doesn't make sense," ujar Muhadjir.

Pernyataan Muhadjir ini lantas membuatnya langsung ditegur Ketua MK Suharyanto yang mengingatkan bahwa Muhadjir tidak boleh berpendapat.

"Mohon Bapak tidak berpendapat soal itu," kata Suharyanto.

"Saya kira itu yang bisa saya sampaikan," ujar Muhadjir mengakhiri jawabannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com