Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandingkan Gibran dengan Sopir Truk di Kecelakaan Tol Halim, Hasto Dianggap Tak Berempati oleh TKN

Kompas.com - 01/04/2024, 19:12 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta (Pemilih Muda) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Arief Rosyid, menyentil Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto yang membandingkan cawapres pemenang Pemilu 2024 Gibran Rakabuming Raka dengan sopir truk yang kecelakaan di gerbang Tol Halim Perdanakusuma pada Rabu (27/3/2024) lalu.

Arief mengatakan, seharusnya Hasto berempati kepada pihak korban yang terdampak kecelakaan.

Menurutnya, tidak elok jika mengaitkan kecelakaan orang lain dengan konteks politik.

"Sebaiknya kita berempati terhadap keluarga yang terdampak kecelakaan di jalan Tol Halim kemarin. Apalagi ini bulan Ramadan," ujar Arief saat dimintai konfirmasi, Senin (1/4/2024).

Baca juga: Disamakan dengan Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim, Gibran: Memangnya Saya Nabrak?

"Kurang elok menghubungkan musibah orang untuk mencari-cari kaitan yang kurang nyambung dengan konteks politik," sambungnya.

Arief mengingatkan bahwa Gibran banyak dipilih oleh pemilih muda pada Pilpres 2024 lalu.

Dia menyebut 52-54 persen pemilih yang merupakan anak muda paham bahwa masalah zaman now hanya bisa diatasi dengan solusi zaman now.

"Fakta inilah juga yang mungkin belum banyak disadari oleh pihak-pihak yang belum move on, belum beradaptasi, dan pola pikirnya masih old school," ucap Arief.

Sementara itu, Arief juga menyindir Hasto yang menyatakan PDI-P menyesal pernah mencalonkan Gibran sebagai calon Wali Kota Solo di tahun 2020 silam.

Arief mengatakan sikap Hasto itu sangat tidak dewasa dalam politik.

Baca juga: Di Sidang MK, Kubu Anies Ungkap Ada Mobilisasi Kades untuk Dukung Prabowo-Gibran di Jatim

"Sikap seperti ini yang membuat anak-anak muda apolitis. Kita tahu bersama, saat itu Mas Gibran dan pasangannya menang 225 ribu suara dibanding lawannya hanya 35 ribu suara. Bagaimanapun, kalau bukan karena sosok Mas Gibran, belum tentu PDI-P juga mendominasi di Kota Solo," imbuhnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengingatkan bahwa seorang pemimpin negara harus mempunyai kedewasaan.

Hasto menuturkan, untuk menjadi seorang sopir truk saja ada batas usianya, apalagi memimpin negara dengan masalah yang sangat kompleks.

"Karena kedewasaan di dalam mengemban jabatan-jabatan tertentu, untuk sopir truk aja itu berbahaya, apalagi kaitannya dengan mengelola suatu negara sebesar Indonesia dengan problematika yang sangat kompleks," kata Hasto dalam acara diskusi bertajuk 'Sing Waras Sing Menang', Sabtu (30/3/2024).

Baca juga: Hasto: Keluarga Jokowi Sudah Putuskan Gibran Akan Jadi Cawapres sejak Akhir April 2023

Hasto mencontohkan, masalah kedewasaan pada suatu pekerjaan sangat penting dengan berkaca pada kecelakaan yang terjadi di Gerbang Tol Halim Perdanakusuma pada Rabu (27/3/2024) lalu.

Seperti diketahui, kecelakaan itu terjadi akibat sopir truk yang belum cukup umur dan tidak mempunyai surat izin mengemudi (SIM) berkendara dengan ugal-ugalan.

"Kedewasaan di dalam menghadapi problematika di jalan raya belum terjadi, hanya gara-gara menyenggol satu mobil dia lari karena kedewasaannya belum tercapai. Lalu menabrak dan mengena mobil lainnya," kata Hasto.

Sementara itu, Hasto mengungkit Putusan MK Nomor 90 Tahun 2023 yang mengubah syarat pencalonan presiden dan wakil presiden sehingga putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, bisa mencalonkan diri.

Padahal, menurut Hasto, Gibran belum cukup punya pengalaman untuk menjadi pemimpin di tingkat nasional yang akan menghadapi beragam problem, mulai dari ekonomi, sosial, geopolitik, hingga kemiskinan.

"Kemudian di tengah-tengah itu muncul suatu tampilan bagaimana seorang anak presiden yang batas usia belum mencukupi, wali kota juga baru dua tahun, kemudian mendapatkan suatu preferensi," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com