Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Kompas.com - 29/03/2024, 07:48 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tidak panik dengan kenaikan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.

Ia memastikan, kapasitas rumah sakit di Jakarta masih cukup untuk menangani pasien DBD.

"Buat teman-teman supaya enggak panik, RS Jakarta masih cukup tempatnya. Karena pengalaman kita sama Covid-19 itu fasilitasnya banyak sekali, jadi jangan khawatir," kata Budi Gunadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/3/2024) malam.

Ia memutuskan, meski menjadi penyakit menular, DBD berada di peringkat keempat dengan angka sekitar 120.000 kasus per tahun.

Angka kasus ini lebih rendah dari TBC dengan kisaran 1 juta per tahun, HIV mencapai 500.000 per tahun, dan malaria mencapai 400.000 per tahun.

Baca juga: Kasus DBD Melonjak, Dinkes DKI Gencarkan Kegiatan “Gerebek PSN” Seminggu Dua Kali

Di sisi lain, tingkat kematian (fatality rate) dari DBD berada dalam kategori rendah.

"Jadi kena, yang meninggalnya itu sangat rendah karena semua RS sudah tahu tinggal diberi infus, yang penting jangan terlambat (ke rumah sakit)," tutur Budi.

Untuk mencegah penularan, Budi meminta masyarakat melakukan 3M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

"Yang keempat, yang juga penting adalah pastikan kalau misalnya anaknya demam itu ada rapid tesnya atau dibawa ke puskesmas atau rumah sakit," jelas Budi.

Baca juga: Kasus DBD di Probolinggo Capai 993 Orang, 12 Meninggal Dunia

Sebelumnya diberitakan, terdapat peningkatan kasus demam berdarah dalam beberapa waktu terakhir. Di Jawa Barat, misalnya, kasus DBD mencapai 11.000, sedangkan di Jakarta mencapai 1.102 dalam sebulan

Bahkan, hingga Maret 2024, lima daerah selain kota di atas telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), yakni:

Jepara, Jawa Tengah

Enrekang, Sulawesi Selatan

Kutai Barat, Kalimantan Timur

Lampung Timur, Lampung

Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: Gejala Umum Flu Singapura dan DBD Disebut Hampir Mirip, Bedanya di Benjolan Kecil

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan kenaikan kasus demam berdarah juga terjadi secara global, baik pada negara yang memanfaatkan wolbachia maupun tidak.

Dibanding wolbachia, dia menyebut peningkatan mungkin berkaitan dengan perubahan iklim yang melanda Bumi.

Suhu Bumi yang semakin hangat, terutama di kawasan tropis seperti Indonesia kian membuat nyamuk nyaman untuk berkembang biak. Belum lagi, curah hujan yang tinggi, sistem drainase yang belum mumpuni, serta perilaku sanitasi yang buruk semakin memudahkan nyamuk untuk berkembang.

"Aedes aegypti jadi semakin banyak, ditambah perilaku masyarakat juga kurang dalam melakukan pencegahan untuk menghindari gigitan," papar Dicky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com