JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pemerintah mengimpor sebanyak 22.500 ton beras dari Kamboja.
Beras impor itu untuk persediaan beras di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog).
"Untuk Bulog kita sampaikan ketersediaan hari ini memang dari pengadaan luar negeri," ujar Arief di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/3/2024).
"(Impor) Dari Kamboja itu 22.500 (ton)," tegasnya.
Baca juga: Bapanas: Harga Beras Masih Relaksasi hingga 23 Maret
Seiring dengan pemenuhan ketersediaan beras dari impor, pemerintah saat ini juga menanti masa panen pada pada Maret-April 2024.
Menurut Arief, menjelang panen saat ini harga gabah saat ini juga sudah terkoreksi sebesar Rp 6.700 per kilogram.
Sehingga jika harga gabah sudah terkoreksi otomatis harga beras ikut menurun.
"Dengan catatan, produksi beras harus sesuai perencanaan," tutur Arief.
Saat ditanya kepastian berapa persen harga beras bisa turun, Arief belum bisa memastikan.
Ia hanya memastikan stok beras untuk Idul Fitri tetap aman.
"Ya semua persiapan Lebaran kan sudah disiapkan, jadi kita tadi update beberapa hal utk persiapan Lebaran ini. Termasuk beras, daging, beberapa komoditas strategis," tambah Arief.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo membicarakan soal impor beras dari Kamboja dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet saat berada di Australia pada 5 Februari 2024.
Saat itu Kepala Negara mendorong penyelesaian pembaruan MoU Kerja Sama Perdagangan Beras dan MoU Pembentukan Mekanisme Imbal Dagang untuk sepakati harga dan jumlah beras impor.
“Implementasi MoU Pertanian juga perlu segera didorong khususnya tindak lanjut peningkatan kapasitas manajemen pertanian, irigasi, serta investasi pengolahan dan penyimpanan beras,” ujar Jokowi ketika itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.