JAKARTA, KOMPAS.com - Selebritas Uya Kuya mengakui dirinya menyambangi lokasi pemungutan suara ulang (PSU) di Kuala Lumpur, Malaysia, bersama sejumlah calon anggota legislatif (caleg) DPR RI lain, Minggu (10/3/2024).
Uya yang maju sebagai caleg PAN dari daerah pemilihan (dapil) Jakarta II (Jakarta Pusat, Selatan, dan Luar Negeri) sebelumnya diberitakan terlihat dari sekitar TPS yang dikonsentrasikan di World Trade Center (WTC).
"Alasannya, kita pantau dari indikasi-indikasi money politics atau potensi kecurangan-kecurangan," kata Uya kepada Kompas.com, Minggu.
Baca juga: Sejumlah Caleg Disebut Datangi Lokasi Pemilu Ulang di Kuala Lumpur, Ada Uya Kuya dan Masinton
Ia tidak merasa kehadirannya itu melanggar peraturan maupun etika.
Justru hal itu sengaja dilakukan karena berdasarkan pengalaman sebelumnya, pemilu di Kuala Lumpur bermasalah hingga membuatnya harus diulang pada hari ini.
"Yang datang ada lebih dari 10 caleg. Kami standby saja di hotel tadi bareng Abraham Sridjaja dari Golkar dan Kurniasih (Mufidayati) dari PKS. Memantau kan boleh sebagai caleg," ujar dia.
Uya menegaskan bahwa dirinya adalah sarjana ilmu politik lulusan Universitas Indonesia (UI). Titel itu membuatnya merasa tahu batasan dan aturan.
"Selama tidak berkampanye dan membawa alat peraga kampanye atau baju kampanye (boleh saja datang). (Saya) tidak mungkin melakukan tindakan bodoh berkampanye di TPS," sebut Uya.
Ia mengeklaim bahwa kehadirannya hanya sebagai bentuk pemantauan dari jauh.
Baca juga: Rekapitulasi Hasil Pemilu di Jakarta: Hidayat Nur Wahid Ungguli Once Mekel dan Uya Kuya di Jaksel
Sebelumnya diberitakan, sejumlah caleg DPR RI dapil Jakarta II dilaporkan hadir dalam PSU di Kuala Lumpur.
Sejumlah lembaga pemantau pemilu menilai kehadiran ini dianggap bermasalah karena dianggap rawan memengaruhi pemilih untuk mencoblos nama mereka yang tertera di surat suara.
Beberapa pemantau pemilu terakreditasi oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, yakni Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem)dan Migrant CARE yang sedang melakukan pemantauan langsung di Kuala Lumpur menyebut beberapa caleg hadir di lokasi.
Ada beberapa anggota DPR RI petahana yang juga kini maju sebagai caleg.
Selain Uya, Abraham, dan Kurniasih, ada juga caleg PDI-P Masinton Pasaribu dan caleg PPP Achmad Baidowi alias Awiek.
Baca juga: Jelang Pemilu Ulang di Kuala Lumpur, Bawaslu Soroti Potensi Ketidaktertiban TPS
"Para caleg itu brutal-brutal. Artinya mereka pokoknya gimana caranya bisa mendapatkan suara di kesempatan terakhir ini," kata staf Migrant CARE yang hadir di Kuala Lumpur, Santosa, kepada Kompas.com.
Mereka disebut tidak menyambangi langsung lokasi pencoblosan yang dipusatkan di WTC tetapi berkeliaran di sekitar lokasi tersebut.
Uya Kuya, misalnya, dilaporkan hanya "ngopi-ngopi" di samping Gedung WTC, dekat Hotel Seri Pacific. Namun, keberadaannya kerap kali terlihat.
"Ada orang lihat dia otomatis ngajak foto, akan dia layani," kata Santosa.
Ini bukan kali pertama bagi Uya Kuya melakukan hal ini. Sebelumnya, Migrant CARE juga melaporkan Uya Kuya ke Bawaslu RI karena menyatroni Gedung WTC saat pencoblosan pertama 11 Februari 2024.
Migrant CARE menilai, kehadiran caleg seperti itu berpotensi memengaruhi pemilih dan melanggar aturan kampanye. Akan tetapi, Bawaslu disebut menolak laporan tersebut karena kekurangan unsur materiil.
Santosa juga melaporkan, rombongan Masinton bahkan membawa alat peraga kampanye (APK) dan sempat ditertibkan oleh pengawas pemilu setempat.
Baca juga: Batal Berlangsung 2 Hari, Pemilu Ulang di Kuala Lumpur Hanya pada 10 Maret
Namun, lebih dari itu, para penyelenggara pemilu disebut bergeming mendapati kehadiran para caleg.
"Tidak ada tindakan apa pun," ujar Santosa.
Senada, pembina Perludem, Titi Anggraini, juga melaporkan hal yang sama.
Selain mengkritik situasi pencoblosan di Kuala Lumpur yang disebut sempat memanas karena masalah waktu pemungutan suara untuk pemilih tak terdaftar di DPT, ia juga menyoroti dugaan pelanggaran di balik kehadiran para caleg beken itu.
"Banyak caleg gerilya dan ada indikasi bagi-bagi uang," ujar Titi kepada Kompas.com.
Kompas.com menghubungi Masinton dan Awiek terkait laporan ini. Awiek tak merespons, sedangkan Masinton berjanji memberikan keterangan. Namun hingga artikel ini disusun, ia belum kunjung memberikannya.
Baca juga: 7 Tersangka Kasus Penambahan DPT Pemilu Kuala Lumpur Segera Disidang di PN Jakpus
Sementara itu, anggota KPU RI Idham Holik serta anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty dan Puadi tak merespons permintaan konfirmasi.
Idham merupakan Koordinator Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU RI, sedangkan Lolly dan Puadi membidangi pencegahan serta penanganan pelanggaran.
Ketiganya memantau langsung pelaksanaan PSU di Kuala Lumpur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.