"Ini yang kami temukan di website (KPU). Saya kira ini membuktikan bahwa apa (kecurangan) yang dibicarakan masyarakat memang terjadi. Dan riset ini bisa dilakukan semua orang, bisa menelusuri sendiri, dari sana akan kelihatan (terjadi penggelembungan. Ini contoh, akhirnya tudingan penggelembungan suara ada buktinya." tuturnya.
Atas beragam temuan itu, Timnas Amin membuka opsi bekerja sama dengan TPN Ganjar-Mahfud untuk mengungkap dugaan kecurangan pemilu yang terjadi.
"Kami membuka diri. Kita punya kepentingan yang sama untuk tegakkan hukum dan demokrasi, kita buka diri untuk itu," kata Ari.
Baca juga: Timnas Anies-Muhaimin Buka Opsi Kerja Sama Gugat Kecurangan Pilpres Bersama TPN Ganjar-Mahfud
Ari menyebut telah berkomunikasi dengan TPN Ganjar-Mahfud dan beberapa kali bertemu untuk membahas gugatan kecurangan itu.
Ia mengaku mendapat sambutan baik dari TPN Ganjar-Mahfud meskipun nanti gugatannya memiliki legal standing masing-masing, opsi kerja sama akan terus dijalankan.
"Tapi kerja sama itu bagus, artinya kita punya kepentingan yang sama untuk kepentingan hukum dan demokrasi, kita akan bersinergi,"ucapnya.
Secara terpisah, Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid, mengungkapkan, pihaknya menemukan banyaknya kecurangan di dalam Pilpres 2024, yang dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif.
"Kami mendapatkan informasi bahwa banyak sekali temuan bahwa proses Pilpres 2024 dinodai berbagai kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan juga masif," kata Arsjad di Posko Pemenangan Ganjar-Mahfud, Jalan Teuku Umar Nomor 9, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.
Namun, Arsjad dan Deputi Bidang Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, tak memerinci secara pasti jumlah dan juga jenis temuan dugaan kecurangan itu.
"Cukup banyak, saya enggak bisa menghitung, tapi cukup banyak. Dan kalau melihat temuan itu, bukan soal jumlahnya, tapi apakah temuan itu signifikan atau tidak. Menurut saya, banyak sekali pelanggaran yang sangat signifikan yang menggerus integritas Pemilu itu," kata Todung.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto menilai, terjadi anomali atau keanehan data hitung cepat atau quick count perolehan suara Ganjar-Mahfud. Bahkan, anomali itu terjadi di kandang banteng.
Baca juga: Bawaslu Bantah Ada Dugaan Kecurangan dalam Pencoblosan di Bekasi
Oleh karena itu, Hasto mengusulkan agar TPN membentuk tim khusus untuk mencermati hal ini.
"Termasuk di kandang-kadang PDI-P, menunjukkan yang bersifat anomali," kata Hasto dalam konferensi pers di Kantor DPP PDI-P, Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu malam.
Sebagai contoh, berdasarkan data hasil penghitungan suara yang dipublikasikan KPU, perolehan suara pasangan Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah pada Jumat (16/2/2024) pukul 09.32 WIB mencapai 3.663.590.
Di provinsi itu, pasangan Prabowo-Gibran justru unggul dengan 5.546.089 suara. Sedangkan pasangan Anies-Muhaimin sejauh ini memperoleh 1.320.888. Total suara yang masuk sejauh ini telah mencapai 65,37 persen.