Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudi Hartono
Penulis Lepas dan Peneliti

Penulis lepas dan pendiri Paramitha Institute

Kemenangan Prabowo-Gibran: Efek Jokowi Versus Perubahan?

Kompas.com - 15/02/2024, 14:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SALAH satu pesta demokrasi terbesar di dunia sudah selesai digelar kemarin (14/2/2024). Indonesia, negeri demokrasi terbesar ketiga di dunia, sukses menyelenggarakan pemilu dengan damai.

Hasilnya pun sudah mulai terbaca. Berdasarkan hasil hitung cepat semua lembaga survei, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming meraih suara di atas 50 persen. Itu berarti mereka menang mutlak dan pemilu hanya berlangsung satu putaran.

Menurut saya, apa pun hasil Pemilu itu, kita harus menerima itu sebagai kehendak rakyat. Begitulah adanya, mungkin terasa pahit bagi sebagian warga Negara, tetapi begitulah cara merawat demokrasi.

Saya tak mengesampingkan kritik terhadap penyelenggaraan Pemilu yang dianggap kurang sehat, seperti dugaan pengerahan aparat (ASN hingga kades) di masa kampanye, guyuran bansos, proses teknis hari-H yang membuat banyak warga Negara tak bisa menggunakan hak pilihnya dengan baik dan bebas, hingga perbedaan data unggah Sirekap dengan formulir C-1 yang sedang ramai di medsos, itu jadi catatan untuk dipersoalkan lewat proses pembuktian.

Kemenangan Prabowo-Gibran menegaskan kehendak mayoritas rakyat yang ingin keberlanjutan ketimbang perubahan. Tentu saja, ini memunggungi harapan sebagian orang, terutama kelas menengah dan kaum pro-demokrasi, yang menghendaki perubahan.

Bagaimana menjelaskan kemenangan Prabowo-Gibram? Mengapa arus politik perubahan belum cukup kuat untuk meraih kemenangan elektoral?

Faktor Jokowi

Saya kira, faktor terbesar yang menyumbang kemenangan Prabowo-Gibran adalah Jokowi. Mayoritas rakyat kita masih menghendaki jalan pembangunan ala Jokowi: infrastruktur fisik, pengendalian inflasi, dan bansos.

Proyek pembangunan infrastruktur Jokowi menjadi “success story” yang memikat banyak pemilih. Begitu juga pengendalian inflasi: Inflasi tahunan Indonesia turun dari 8,36 persen pada 2014 menjadi hanya rata 3 persen sepanjang 2015-2021.

Angka terendah dalam sejarah. Dan jika terjadi sedikit gejolak ekonomi, bansos menjadi jaring penyelamatnya.

Dan jika ada waktu menengok riset, ada banyak yang menunjukkan kaitan situasi ekonomi dengan approval rating (Henry c. Kenski, 1977; Kristen R. Monroe, 1978, George Edwards, 1985).

Bagi mayoritas rakyat, itu lebih penting bagi kehidupan mereka ketimbang isu HAM dan demokrasi.

Di sisi lain, janji perubahan masih abstrak. Ada banyak hal bagus yang ditawarkan perubahan: pembangunan bottom-up, penguatan demokrasi, perlindungan bagi perempuan, penghormatan terhadap lingkungan, perbaikan kualitas layanan publik, dll.

Namun, janji itu hanya menarik bagi sebagian besar kelas menengah yang memang dikategorikan oleh ekonom Chatib Basri sebagai “pengeluh profesional” (professional complainer).

Pengeluh profesional ini sudah selesai dengan persoalan kebutuhan dasar, sehingga tuntutan mereka sudah melompat pada kualitas: pemerintahan bersih, demokrasi partisipatif, pelayanan publik inklusif, kesetaraan upah berdasarkan gender, dan lain-lain.

Faktor kedua yang menyumbang pada kemenangan Prabowo-Gibran adalah absennya oposisi selama satu dekade pemerintahan Jokowi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com