JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun mengungkapkan alasan calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo pada debat capres tahun 2019 lalu.
Ganjar mengutip pernyataan Jokowi yang meminta agar masyarakat tak memilih pemimpin yang memiliki potongan otoriter dan catatan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Pernyataan Jokowi itu dikutip Ganjar dalam statement penutupnya di debat capres terakhir yang berlangsung Minggu (4/2/2024).
“Ya Pak Ganjar ini kan kemarin timnya Jokowi, termasuk kita-kita semua ini lah, di pilpres kemarin semua ada kan, di belakang Pak Jokowi, mendukung Pak Jokowi. Jadi, saya kira kalau kemudian Pak Ganjar ingatkan itu penting, karena bagaimana pun Pak Jokowi sampai hari ini dia adalah Presiden Republik Indonesia,” tutur Komarudin pada program Gaspol! yang tayang di YouTube Kompas.com, Kamis (8/2/2024).
Baca juga: Ingin Jokowi Waspadai Pihak di Sekelilingnya, PDI-P: Jangan Terlalu Percaya, Bisa Kecewa
“Jadi mengingatkan kembali, ‘Ini loh yang Bapak katakan kemarin jangan Bapak lupa,’ Karena apa? Tugas pemimpin itu harus pastikan satu kata dengan perbuatan, jadi apa yang dikatakan kemarin harus jadi teladan dan contoh jadi generasi-generasi muda kita,” sambung dia.
Menurut dia, Jokowi saat ini kerap menunjukkan pada publik bahwa ia berpihak pada capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.
Salah satu ukurannya, lanjut Komarudin, respons Jokowi yang mengatakan bahwa debat capres terlalu menyerang persoalan pribadi ketika dalam salah satu debat capres, program food estate atau lumbung pangan dan lahan kepemilikan Prabowo dibahas.
“Padahal dulu Pak Jokowi pakai itu, waktu perdebatan (statemen itu dipakai) tapi sekarang (bagaimana)? Pak Ganjar wajar kalau mengingatkan itu. Karena kemarin kita ini kan sama-sama Pak Jokowi berjuang dan Pak Jokowi waktu itu bahwa rakyat tidak boleh pilih Pak Prabowo karena ini, ini, ini,” tutur dia.
Terakhir, ia mengaku sulit menerima sikap politik Jokowi saat ini yang dinilainya lebih condong mendukung capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Padahal, karier politik Jokowi sejak menjabat sebagai Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga menjadi Presiden RI tak lepas dari peran besar PDI-P.
“Meskipun (Jokowi dulu) tidak menyuruh langsung, tapi kan (Jokowi) menyampaikan ini kan masalah-masalahnya Pak Prabowo. Tapi, aneh bin ajaib sekarang dia gabung ke sana lalu menyerang kembali kita yang kemarin berdarah-berdarah berjuang untuk dia,” imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.