Prabowo menyadari bahwa Jokowi merupakan sosok pekerja keras. Ia mengetahui hal ini ketika dirinya bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju.
Menurutnya, Jokowi bekerja sampai tidak pernah beristirahat.
"Kalau ada yang mengatakan beliau tidak bisa bekerja, ya otaknya perlu diperiksa itu," kata Prabowo di depan ribuan pendukungnya yang menghadiri Konser Indonesia Maju di Stadion Baharoeddin Siregar, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Berbeda dengan pernyataan Ahok, Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla justru menganggap Jokowi bisa bekerja.
"Orang kerja itu macam-macam, yang paling hebat Jokowi kerjanya itu blusukan," ujar Kalla di kediamannya, Jalan Brawijaya Raya Nomor 6, Jakarta Selatan.
Menurut dia, tak ada presiden di Indonesia yang memiliki kemampuan seperti Jokowi untuk blusukan. Ia menyebutkan, blusukan itu membuat Jokowi sangat hafal dengan harga-harga bahan pokok di pasar.
"Saya kira enggak ada presiden yang bisa seperti sekarang, tempo hari ke pasar. Saya lihat dia (Jokowi) sering kali ke pasar dan bisa tahu harga dengan benar," ucap dia.
Baca juga: Airlangga Bela Jokowi Usai Disindir Ahok: Yang Enggak Bisa Kerja Siapa?
Meski begitu, Kalla juga menyinggung bahwa langkah Jokowi ke pasar tak perlu harus selalu dilakukan.
Ia mencontohkan,dirinya bisa tetap mengetahui harga kebutuhan pokok tanpa harus turun langsung menyambangi pasar.
"Saya suruh pembantu saya beli (bahan pokok untuk mengecek harga), enggak perlu kita ke pasar tiap hari," ucap dia.
"Semua bisa kerja, tapi hasilnya berbeda," kata Kalla.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Arsjad Rasjid mengeklaim hahwa tidak ada arahan kepada Ahok untuk mengritik Jokowi dan Gibran.
Menurut Arsjad, pernyataan Ahok yang menyebut Jokowi dan Gibran tidak bisa bekerja murni sikap Ahok tanpa arahan dari TPN Ganjar-Mahfud.
"Tidak ada arahan-arahan, Pak Ahok is Pak Ahok, itulah Beliau dan kami tetap menghormati apa yang diberikan, tapi kami selalu balik lagi, itu bukan dorongan dari kami," kata Arsjad di kawasan Kuningan, Jakarta.
Arsjad pun tidak khawatir apabila sikap Ahok yang vokal itu malah menggerus elektabilitas Ganjar-Mahfud.
Ia mengingatkan bahwa semua orang punya haknya masing-masing untuk menyuarakan apa yang mereka pikirkan.
"Buat kami, semua orang kan ingin menyuarakan, semua ingin mengeluarkan energi mereka, ya itu namanya demokrasi, itulah cara orang berbeda-beda" kata Arsjad.
"Di mana enggak perlu gimik-gimik, yang perlu apa adanya, yang kita harus kita cari adalah pemimpin yang di depan dan di belakang di mana pun mereka berada itu sama," ujar Arsjad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.