Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NASIONAL] Peluang PDI-P dan PKS Bergabung di Putaran 2 Pilpres 2024 | Gelombang Kritik Akademisi ke Pemerintahan Jokowi

Kompas.com - 05/02/2024, 08:28 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kubu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diprediksi bisa bergabung jika pemilihan presiden (Pilpres) 2024 berlangsung 2 putaran.

Prediksi itu disampaikan oleh pengamat politik Eep Saefulloh Fatah dalam program Gaspol di YouTube Kompas.com.

Dia memperkirakan PDI-P akan mencari mitra koalisi baru karena basis suara mereka di berbagai daerah digerogoti oleh kubu pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Gelombang kritik dari kalangan akademisi atas sikap pemerintah dalam Pilpres 2024 terus terjadi karena diduga melakukan politisasi bantuan sosial (bansos), pengerahan aparatur sipil negara (ASN) serta penegak hukum buat memenangkan kubu tertentu, serta tidak netral.

Baca juga: Prabowo-Gibran Gebuk Konstituen Ganjar-Mahfud, PDI-P dan PKS Berpeluang Gabung di Putaran Kedua

1. Prabowo-Gibran "Gebuk" Konstituen Ganjar-Mahfud, PDI-P dan PKS Berpeluang Gabung di Putaran Kedua

Pengamat politik Eep Saefulloh Fatah memprediksi peluang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) bergabung pada Pilpres di putaran kedua terbuka sangat besar.

Peluang itu dilatarbelakangi dengan adanya situasi di mana pasangan calon (paslon) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang menghantam konstituen PDI-P di berbagai daerah.

“Orang bilang mana mungkin PDI-P bergabung sama PKS, iya kalau suasana kompetisinya normal-normal saja, tidak ada digebukin di mana-mana PDIP-nya,” kata Eep dalam siaran Gaspol di YouTube Kompas.com, Sabtu (3/2/2024).

Baca juga: Sekjen PDI-P Ungkap Terima Laporan Ada Bansos di Kantor DPD Golkar Yogyakarta

Serangan-serangan yang dilakukan Prabowo-Gibran ke pemilih PDI-P itu justru dinilai menjadi dorongan bagi partai belogo banteng moncong putih untuk bergabung dengan PKS di Pilpres putaran kedua.

Sebagaimana diketahui, PDI-P mengusung paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Sedangkan PKS mengusung paslon nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Amin).

Kedua partai itu juga memiliki latar belakang ideologis dan basis pendukung yang berbeda. PKS diketahui memiliki landasan ideologi Islam. Sementara, PDI-P adalah berlandaskan nasionalisme.

Baca juga: Gerindra Mau Kalahkan PKS di Depok, Targetkan Prabowo-Gibran Menang 60 Persen

 

2. Gelombang Kritik Para Guru Besar soal Pemilu 2024 dan Tanda Tanya Sikap Jokowi

Gelombang kritik terhadap Presiden Joko Widodo datang dari kalangan sivitas akademika. Mahasiswa hingga guru besar sejumlah universitas ternama di Tanah Air ramai-ramai menyoroti sikap Jokowi pada Pemilu 2024.

Sejauh ini, sikap tersebut telah dikemukakan oleh sivitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Islam Indonesia (UI), Universitas Andalas (Unand), dan Universitas Padjadjaran (Unpad).

Baca juga: Ramai Sivitas Akademika Buat Petisi, Jokowi: Itu Hak Berdemokrasi

Mereka meminta Pemilu 2024 digelar secara demokratis, dan Presiden berhenti cawe-cawe atau ikut campur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggapi Pernyataan Maruf Amin, Hasto Kristiyanto: Kita Sudah Tahu Arahnya ke Mana

Tanggapi Pernyataan Maruf Amin, Hasto Kristiyanto: Kita Sudah Tahu Arahnya ke Mana

Nasional
Budi-Kaesang Diisukan Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil: Selalu Ada 'Plot Twist'

Budi-Kaesang Diisukan Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil: Selalu Ada "Plot Twist"

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Adik Sandra Dewi Jadi Saksi

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Adik Sandra Dewi Jadi Saksi

Nasional
Di Ende, Megawati Kukuhkan Pengurus 'Jaket Bung Karno'

Di Ende, Megawati Kukuhkan Pengurus "Jaket Bung Karno"

Nasional
Ingin Usung Intan Fauzi di Pilkada Depok, Zulhas: Masa yang Itu Terus...

Ingin Usung Intan Fauzi di Pilkada Depok, Zulhas: Masa yang Itu Terus...

Nasional
Jokowi dan Megawati Peringati Harlah Pancasila di Tempat Berbeda, PDI-P: Komplementer Satu Sama Lain

Jokowi dan Megawati Peringati Harlah Pancasila di Tempat Berbeda, PDI-P: Komplementer Satu Sama Lain

Nasional
Serangan di Rafah Berlanjut, Fahira Idris: Kebiadaban Israel Musnahkan Palestina

Serangan di Rafah Berlanjut, Fahira Idris: Kebiadaban Israel Musnahkan Palestina

Nasional
Resmikan Layanan Elektronik di Pekanbaru, Menteri AHY Harap Pelayanan Sertifikat-el Lebih Cepat dan Aman

Resmikan Layanan Elektronik di Pekanbaru, Menteri AHY Harap Pelayanan Sertifikat-el Lebih Cepat dan Aman

Nasional
Moeldoko: Tapera Tak Akan Ditunda, Wong Belum Dijalankan

Moeldoko: Tapera Tak Akan Ditunda, Wong Belum Dijalankan

Nasional
Megawati Kenang Drama 'Dokter Setan' yang Diciptakan Bung Karno Saat Diasingkan di Ende

Megawati Kenang Drama "Dokter Setan" yang Diciptakan Bung Karno Saat Diasingkan di Ende

Nasional
Hari Jadi Ke-731, Surabaya Catatkan Rekor MURI Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak Se-Indonesia

Hari Jadi Ke-731, Surabaya Catatkan Rekor MURI Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak Se-Indonesia

BrandzView
Tinjau Fasilitas Pipa Gas Cisem, Dirtekling Migas ESDM Tekankan Aspek Keamanan di Migas

Tinjau Fasilitas Pipa Gas Cisem, Dirtekling Migas ESDM Tekankan Aspek Keamanan di Migas

Nasional
Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air di Riau Senilai Rp 902 Miliar

Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air di Riau Senilai Rp 902 Miliar

Nasional
Megawati Didampingi Ganjar dan Mahfud Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Megawati Didampingi Ganjar dan Mahfud Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Nasional
Jelang Idul Adha, Dompet Dhuafa Terjunkan Tim QC THK untuk Lakukan Pemeriksaan Kualitas dan Kelayakan Hewan Ternak

Jelang Idul Adha, Dompet Dhuafa Terjunkan Tim QC THK untuk Lakukan Pemeriksaan Kualitas dan Kelayakan Hewan Ternak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com