Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Upaya Preventif-Promotif Perpanjang Angka Harapan Hidup, Ganjar: Masyarakat Harus Sadar Hidup Sehat

Kompas.com - 04/02/2024, 20:32 WIB
Ardito Ramadhan,
Khairina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyatakan, pendekatan preventif dan promotif harus dilakukan dalam kebijakan kesehatan di Indonesia agar angka harapan hidup manusia Indonesia bisa lebih tinggi.

Menurut Ganjar, upaya preventif dapat dilakukan dengan memberi kesadaran bagi masyarakat untuk bergaya hidup sehat seperti rajin olahraga dan mengonsumsi makanan sehat.

"Tadi dalam pembukaan saya sampaikan mesti preventif dan promotif mesti diwujudkan dalam bentuk kepengetahuan kita terhadap kesehatan, minimal untuk kita sendiri, berolahraga, makan sehat, hidup bersih sehat, saya kira itu yang paling baik," kata Ganjar dalam debat kelima Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Minggu (4/2/2024).

Baca juga: Debat Capres Terakhir, Ganjar Ungkit Kritik Tokoh sampai Kampus soal Praktik Demokrasi

Namun demikian, Ganjar mengingatkan bahwa angka harapan hidup Indonesia juga dipengaruhi oleh faktor layanan kesehatan hingga hiburan agar masyarakat merasa bahagia.

"Ternyata ada juga keinginan dari masyarakat, kami juga perlu mendapatkan layanan yang baik, maka kalau Kemudian kami bisa mendapatkan rancangan baik maka Kami merasa nyaman kami senang dan hidup kami akan lebih panjang," ujar dia.

Baca juga: Ganjar Cerita Didatangi Kelompok Buruh yang Minta Segera Review UU Cipta Kerja

Oleh sebab itu, Ganjar menilai posyandu, dasa wisma, hingga pengurus kelurahan dan rukun tetangga punya peran agar harapan hidup manusia Indonesia bertambah.

Mantan gubernur Jawa Tengah itu juga menekankan bahwa pemerintah harus melakukan pendampingan dalam setiap kebijakan yang ada.

"Sehingga dalam politik anggaran ada presentase yang mesti disiapkan agar anggaran kita bisa cukup untuk bisa memenuhi," ujar Ganjar.

Menurut dia, cara-cara itu dapat dilakukan secara bertahap hingga akhirnya dapat membuat angka harapan hidup manusia Indonesia menjadi lebih panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pastikan Takaran LPG Sesuai, Pertamina Lakukan Sidak di Beberapa Tempat

Pastikan Takaran LPG Sesuai, Pertamina Lakukan Sidak di Beberapa Tempat

Nasional
Putusan Adam Deni di Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Ditunda Pekan Depan

Putusan Adam Deni di Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Ditunda Pekan Depan

Nasional
Revisi UU Polri: Ruang Lingkup Kerja Polri Makin Luas

Revisi UU Polri: Ruang Lingkup Kerja Polri Makin Luas

Nasional
Revisi UU Polri: Polisi Bisa Blokir-Batasi Akses Internet Publik demi Keamanan Dalam Negeri

Revisi UU Polri: Polisi Bisa Blokir-Batasi Akses Internet Publik demi Keamanan Dalam Negeri

Nasional
Hari Ini, Karen Agustiawan Jalani Sidang Tuntutan Kasus Pengadaan LNG di Pertamina

Hari Ini, Karen Agustiawan Jalani Sidang Tuntutan Kasus Pengadaan LNG di Pertamina

Nasional
Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Cegah Politik Dinasti

Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Cegah Politik Dinasti

Nasional
Palestina Tak Kunjung Jadi Anggota PBB, Kemenlu: Masalahnya di Dewan Keamanan

Palestina Tak Kunjung Jadi Anggota PBB, Kemenlu: Masalahnya di Dewan Keamanan

Nasional
Kemenag Minta Jemaah Haji Indonesia Patuhi Larangan Saat Berihram

Kemenag Minta Jemaah Haji Indonesia Patuhi Larangan Saat Berihram

Nasional
Jokowi Kunker ke Sumsel, Akan Kunjungi RSUD hingga Gudang Bulog

Jokowi Kunker ke Sumsel, Akan Kunjungi RSUD hingga Gudang Bulog

Nasional
KPK Akan Dakwa SYL atas Dugaan Gratifikasi Rp 60 M, TPPU Rp 104,5 M

KPK Akan Dakwa SYL atas Dugaan Gratifikasi Rp 60 M, TPPU Rp 104,5 M

Nasional
24 WNI Ditahan karena Visa Palsu, Kemenag Wanti-wanti soal Tawaran Haji Tanpa Antre

24 WNI Ditahan karena Visa Palsu, Kemenag Wanti-wanti soal Tawaran Haji Tanpa Antre

Nasional
Kejagung: Kasus Korupsi Emas 109 Ton Berbeda dengan Kasus Budi Said

Kejagung: Kasus Korupsi Emas 109 Ton Berbeda dengan Kasus Budi Said

Nasional
Biduan Nayunda Nabila Mengaku Diberi Cincin oleh SYL

Biduan Nayunda Nabila Mengaku Diberi Cincin oleh SYL

Nasional
Momen Jokowi dan Iriana 'Nge-vlog', Beri Semangat ke Warganet yang Berangkat Kerja  Pagi-pagi

Momen Jokowi dan Iriana "Nge-vlog", Beri Semangat ke Warganet yang Berangkat Kerja Pagi-pagi

Nasional
Saat SYL Hamburkan Uang Negara dan Pribadi buat Biduan Nayunda...

Saat SYL Hamburkan Uang Negara dan Pribadi buat Biduan Nayunda...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com