Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasihat Mahfud ke Staf Polhukam: Jangan Culas, Tidak Ada Sejarahnya Orang Culas Selamat

Kompas.com - 02/02/2024, 13:19 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, mengingatkan jajaran Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) untuk bekerja jujur dan jangan culas.

Hal ini dia sampaikan saat berpamitan dengan jajaran, usai memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (2/2/2024).

Semula, Mahfud mengungkapkan bahwa Indonesia akan menjadi negara besar di tahun 2045. Menuju negara besar memerlukan sikap politik yang benar, demokrasi, dan penjabat yang penuh pengabdian kepada negara.

Dengan kata lain, penjabat yang tidak rakus terhadap kekayaan alam maupun jabatan-jabatan publik.

Baca juga: Mundur dari Menko Polhukam, Mahfud Turut Pecat 4 Stafsusnya

"Tidak rakus juga terhadap jabatan-jabatan publik, dikontestasikan, dibagi secara baik. Negara ini kaya raya, tidak akan kurang kalau kita ini mau jujur dan adil," kata Mahfud, Jumat.

Ia lalu mengingatkan jajarannya untuk bekerja ikhlas dan penuh kejujuran. Tidak boleh culas maupun picik karena akan menimbulkan kesengsaraan.

Bahkan, kata Mahfud, tidak ada sejarahnya satu pun orang culas di dunia ini bisa selamat hingga akhir hayat.

"Teruslah bekerja dengan penuh kejujuran, tidak boleh culas. Setiap keculasan itu pasti akan menimbulkan akibat buruk bagi siapapun, hanya nunggu waktu," ungkap Mahfud.

"Tidak ada sejarahnya orang hebat yang culas di dunia ini, selamat. Taruh lah kalau yang percaya Tuhan, hukuman dari Tuhan. Tapi kalau yang tidak percaya, yang agnostik itu, tidak ada yang selamat dari bimbingan alam semesta," imbuh dia.

Baca juga: Cerita Mahfud Tolak Tawaran Luhut Jadi Menko Polhukam karena Pernah Pimpin Timses Prabowo

Oleh karena itu, Mahfud meminta jajarannya hati-hati karena setiap keculasan akan menambah tumpukan penderitaan suatu saat nanti.

Mahfud lantas menceritakan soal Presiden kedua RI, Soeharto, saat menjabat di era Orde Baru. Dahulu ketika mengemban jabatan sebagai orang nomor satu di negeri ini, Soeharto banyak ditakuti bahkan oleh jajaran menterinya.

Termasuk, ketika jajaran menteri terpaksa memakan cabai dalam rapat kabinet.

"Dulu krisis lombok (cabai), lalu Pak Harto kampanye menanam lombok, terus rapat kabinet disuguhi tempe disertai lombok, para menteri disuruh makan lombok. Pak Harto makan lomboknya pura-pura, tapi menterinya makan lombok beneran. Begitu kuasanya Pak Harto pada waktu itu," cerita Mahfud.


Namun ketika kepemimpinannya berakhir, hanya segelintir orang dekat yang tetap bersama Soeharto.

"Nah, begitu pun Pak Harto jatuh. Semua orang dekatnya pada lari sesudah beliau jatuh. Itulah hukum alam di mana-mana. Kecuali orang mau berhati-hati," ungkap Mahfud.

 Mahfud MD resmi mundur usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (1/2/2024) sore. Hari ini, Mahfud menyempatkan diri untuk berpamitan dan mengemas barang-barangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Moeldoko: Tapera Tidak untuk Biayai Makan Siang Gratis, Apalagi IKN

Moeldoko: Tapera Tidak untuk Biayai Makan Siang Gratis, Apalagi IKN

Nasional
Projo Bakal Komunikasikan Dukungannya untuk Calon Kepala Daerah ke Jokowi dan Prabowo

Projo Bakal Komunikasikan Dukungannya untuk Calon Kepala Daerah ke Jokowi dan Prabowo

Nasional
Pilkada 2024, Projo Dukung Bobby, Khofifah, dan Airin karena Selaras Prabowo-Gibran

Pilkada 2024, Projo Dukung Bobby, Khofifah, dan Airin karena Selaras Prabowo-Gibran

Nasional
Budi Djiwandono Batal Maju Pilkada DKI, Demokrat: Jakarta Butuh Kepala Daerah Berpengalaman

Budi Djiwandono Batal Maju Pilkada DKI, Demokrat: Jakarta Butuh Kepala Daerah Berpengalaman

Nasional
Saat Jokowi Ajak Warga Riau Makan Siang Bersama Usai Shalat Jumat

Saat Jokowi Ajak Warga Riau Makan Siang Bersama Usai Shalat Jumat

Nasional
Tingkatkan SDM dan Dukung Ekonomi Biru, Kementerian KP Ikutkan Peserta Didik dalam MBKM

Tingkatkan SDM dan Dukung Ekonomi Biru, Kementerian KP Ikutkan Peserta Didik dalam MBKM

Nasional
22 Jemaah yang Berhaji Tanpa Visa Resmi Dideportasi, 10 Tahun Tak Boleh ke Saudi

22 Jemaah yang Berhaji Tanpa Visa Resmi Dideportasi, 10 Tahun Tak Boleh ke Saudi

Nasional
Temui Sri Mulyani, Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Komitmen Jaga Fiskal

Temui Sri Mulyani, Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Komitmen Jaga Fiskal

Nasional
Ketua Pembina Yayasan Tolak Universitas Trisakti Jadi PTN-BH

Ketua Pembina Yayasan Tolak Universitas Trisakti Jadi PTN-BH

Nasional
Pansel Buka Pendaftaran Capim KPK mulai 26 Juni sampai 15 Juli 2024

Pansel Buka Pendaftaran Capim KPK mulai 26 Juni sampai 15 Juli 2024

Nasional
KPK Kembali Periksa Seorang Mahasiswa Terkait Korupsi Harun Masiku

KPK Kembali Periksa Seorang Mahasiswa Terkait Korupsi Harun Masiku

Nasional
Polri Tangkap Buronan Nomor 1 Thailand di Bali

Polri Tangkap Buronan Nomor 1 Thailand di Bali

Nasional
Moeldoko Sebut Tapera Akan Diawasi Komite untuk Cegah Korupsi

Moeldoko Sebut Tapera Akan Diawasi Komite untuk Cegah Korupsi

Nasional
Tak Disanksi, Anggota Densus 88 Diduga Diperintah Atasan Buntuti Jampidsus

Tak Disanksi, Anggota Densus 88 Diduga Diperintah Atasan Buntuti Jampidsus

Nasional
Punya Keterbatasan Melihat, Ustaz Ini Dedikasikan Hidupnya Mengajar Anak-anak Selama 19 Tahun

Punya Keterbatasan Melihat, Ustaz Ini Dedikasikan Hidupnya Mengajar Anak-anak Selama 19 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com