Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Dukung Anggaran Bansos untuk 1 Tahun, Said: Alokasi Harus Tepat dan Jangan Dikaitkan Politik

Kompas.com - 30/01/2024, 13:49 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Said Abdullah menyatakan dukungannya terhadap penebalan anggaran bantuan sosial (bansos) selama satu tahun.

"Saya mendukung penebalan anggaran bansos untuk satu tahun sekaligus, dan diberikan setiap tiga bulan. Namun alokasi waktunya harus tepat, jangan dikaitkan dengan momentum kegiatan politik," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (30/1/2024).

Oleh karena itu, Said menyarankan agar penyaluran bansos pada tiga bulan pertama, dalam rentang Januari hingga Maret 2024 sebaiknya dilakukan pada minggu ketiga Februari atau awal Maret 2024.

Hal tersebut bertujuan agar bansos yang bersumber dari pajak rakyat dapat memberikan dampak maksimal untuk mengatasi kemiskinan ekstrem dan tidak dicurigai sebagai alat politik menjelang pemilihan presiden (pilpres).

Baca juga: Nikah Massal Berkonsep Pilpres di Ciamis, Ada Mahkamah Keluarga dan Komisi Pernikahan Umum

Menurut Said, sangat tidak elok memanfaatkan program untuk rakyat kecil demi mengais dukungan politik.

Ia menilai bahwa praktik seperti itu tidak hanya merugikan budaya demokrasi, tetapi juga menciptakan konflik kepentingan yang dapat merugikan rakyat kecil dalam proses pemilihan dengan memanfaatkan bansos.

"Apabila disalurkan sebelum pemilu, tujuan politiknya sangat jelas, menggunakan program anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk kemenangan pilpres,” imbuh Said yang juga Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI).

Said menilai bahwa penyaluran bansos pada kuartal I-2024 setelah pemilu juga merupakan langkah yang tepat.

"Kita juga tidak sedang menghadapi masa El Nino, bahkan dua bulan terakhir ini curah hujan cukup tinggi. Bahkan, saat ini kita sudah memasuki musim panen," imbuh Said.

Bansos sebagai upaya tanggulangi kemiskinan ekstrem

Sebelumnya, Said menekankan bahwa bansos adalah cara untuk mengatasi kemiskinan ekstrem.

"Saya juga telah berulang kali menegaskan bahwa bansos merupakan metode untuk mengatasi kemiskinan ekstrem," jelasnya.

Menurut Said, kelompok miskin ekstrem adalah warga Indonesia yang tidak memiliki sumber daya apa pun, dan secara fisik sudah tidak produktif, seperti rumah tangga lanjut usia (lansia) tanpa anggota keluarga.

Baca juga: Istana Akui Jokowi Tak Ajak Mensos Saat Bagikan Bansos, Ini Alasannya

Oleh karena itu, kata dia, peran bansos dalam kebijakan sangat penting untuk rakyat. Bansos akan efektif membantu rumah tangga miskin secara tepat waktu dan sasaran.

"Saya khawatir dengan kebijakan bansos yang lebih didasarkan pada aspek politik daripada aspek teknokrasi, program bansos dapat menjadi tidak tepat sasaran," ujar Said.

Dia menyebutkan bahwa hal yang paling dikhawatirkan adalah target penghapusan kemiskinan ekstrem pada 2024 tidak tercapai karena penyaluran bansos lebih dipengaruhi oleh pertimbangan politik. Bahkan, hal ini langsung dipelopori oleh pemimpin negara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com