Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gibran Sebut PSN Jangan Sampai Singkirkan Masyarakat Adat

Kompas.com - 21/01/2024, 21:37 WIB
Syakirun Ni'am,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menyebut proyek strategis nasional (PSN) jangan sampai membuat masyarakat adat tersingkir dari tempat tinggal mereka.

Pernyataan itu Gibran sampaikan saat merespons Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD dalam sesi debat menyangkut konflik tanah adat.

"Jadi jangan sampai ketika ada pembangunan yang masif, ketika ada PSN jangan sampai masyarakat adat ini tersingkirkan," kata Gibran di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Minggu (21/1/2024).

Baca juga: Gibran Sebut Masalah Pertanahan Akan Selesai karena Ada MoU 2 Lembaga

Gibran menyebut, proyek pemerintah harus merangkul dan memberikan manfaat bagi masyarakat lokal, menghidupkan UMKM, pengusaha lokal, dan masyarakat adat.

Pada kesempatan itu Gibran menyebut, saat ini Rancangan Undang-Undang (RUU) Masyarakat Adat masih didorong. Selain itu, saat ini sudah ada 1,5 juta hektar hutan adat yang diakui pemerintah

"Memang ke depan kuncinya adalah kita harus perbanyak dialog dengan para-para tokoh adat, kepala-kepala adat, kepala tokoh masyarakat setempat," kata Gibran.

Adapun Mahfud sebelumnya menyampaikan jumlah kasus tanah adat mencapai 2.857 dari 10.000 aduan yang direkapitulasi Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Kemanan (Kemenko Polhukam).

Menurutnya, persoalan itu timbul karena aparat tidak mau melaksanakan aturan yang telah ditetapkan, termasuk putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum tetap.

Diketahui, sejumlah PSN di era pemerintahan Presiden Joko Widodo menimbulkan konflik dengan masyarakat adat.

PSN pembangunan pabrik kaca di Rempang, Batam, Kepulauan Riau misalnya, menjadi konflik antara pemerintah dengan masyarakat.

Baca juga: Gibran: Gus Muhaimin Ini Lucu, Tanya Masalah Lingkungan tapi Pakai Botol Plastik

Bentrok antara warga dengan aparat terjadi di dekat sekolah di salah satu pulau Rempang dan mengakibatkan siswa sesak napas pada 2023 lalu.

Beberapa waktu kemudian, ribuan warga mendatangi kantor BP Batam untuk melakukan aksi kembali dan terjadi bentrok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Nasional
Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Nasional
Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Nasional
PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara 'Gaib' di Bengkulu

PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara "Gaib" di Bengkulu

Nasional
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Nasional
WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

Nasional
Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Nasional
Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Nasional
Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Nasional
Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Nasional
Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Nasional
Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Nasional
KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

Nasional
Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Nasional
Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com