Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin Singgung soal MK, Gibran: Gitu Dong, Gus, Jangan Terlalu Tegang

Kompas.com - 21/01/2024, 21:11 WIB
Vitorio Mantalean,
Syakirun Ni'am,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, dan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, saling balas dalam debat keempat Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, Minggu (21/1/2024) malam.

Momen itu terjadi ketika keduanya menjawab pertanyaan dari panelis yang disampaikan oleh moderator mengenai kebijakan dan strategi para cawapres agar warga desa lebih berminat untuk tinggal dan membangun desa.

Muhaimin mendapat giliran pertama untuk menjawab. Sebelum menyampaikan jawaban, ia sempat terlihat mencatat di atas podium.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu lantas menyebut bahwa catatannya ini bukan catatan Mahkamah Konstitusi (MK).

“Terima kasih. Saya catat sedikit yang penting, ini bukan catatan Mahkamah Konstitusi,” kata Muhaimin sambil tertawa. Mendengar celetukan Muhaimin, hadirin di arena debat ikut tertawa.

Baca juga: Debat Pilpres Keempat, Cak Imin Singgung soal Catatan MK

Muhaimin lantas melanjutkan bicaranya. Ia menyebut bahwa pembangunan desa harus dilakukan dari bawah, bukan dari atas seperti zaman Orde Baru.

“Dengan pembangunan dari bawah, kita yakin akan tumbuh kehidupan kemasyarakatan, ekonomi, sosial, budaya yang akan terus terjaga dan lestari,” kata Muhaimin.

Muhaimin yakin, dengan Undang-undang Pembangunan Desa dan dana desa yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan terbangun infrastruktur dan transformasi desa, dari desa tertinggal menjadi desa maju dan mandiri.

Ia mengungkap bahwa saat ini sudah ada 13.000 desa tertinggal yang menjadi desa mandiri. Katanya, ini bukti bahwa infrastruktur dan dana desa berjalan dengan baik, sehingga masyarakat semakin betah tinggal di desa.

Muhaimin pun berjanji bakal menaikkan anggaran dana desa Rp 5 miliar per desa. Dana ini untuk membangun infrastruktur dan mendorong roda perekonomian melalui kegiatan wirausaha, pertanian, peternakan, dan ekonomi kreatif.

“Jadi, infrastruktur beres, pembangunan sarana prasarana tumbuh, kegiatan ekonomi memadai, dan desa terjaga menjadi komunitas yang membanggakan,” kata Muhaimin.

“Sehingga masyarakat tidak lagi tertarik menjadi urbanisasi, tapi cukup kembali ke desa, membangun desa untuk pembangunan bangsa,” lanjutnya.

Setelah Muhaimin, Gibran mendapat giliran untuk menjawab. Ia menyindir Muhaimin yang menurutnya kini tak terlalu tegang seperti debat cawapres pertama, 22 Desember 2023.

“Nah gitu dong, Gus, jangan terlalu tegang kayak waktu debat cawapres pertama kemarin,” katanya sambil tertawa. Muhaimin pun tampak tertawa mendengar candaan Gibran.

Baca juga: Sentil Cak Imin Saat Debat, Gibran: Enak Banget Ya, Gus, Jawabnya Sambil Baca Catatan

Gibran lantas menyebut bahwa yang paling penting dari pembangunan desa ialah menumbuhkan rasa sense of belonging atau rasa memiliki dari masyarakatnya.

Ia menyinggung soal desa wisata di Mojokerto, Jawa Timur, yang mendapat penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai desa wisata nomor satu di Tanah Air. Katanya, desa itu dibangun dengan iuran warga.

Menurut Gibran, desa tersebut menjadi salah satu contoh yang baik agar masyarakat desa tidak meninggalkan desa atau mencari pekerjaan di kota.

“Kita bangun sense of belonging, kita pengin program-program yang sudah dijalankan di Mojokerto ini juga bisa dijalankan di desa-desa yang lain,” tutur putra sulung Presiden Joko Widodo itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com