Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingatkan Pendukungnya Saat Kampanye, Ganjar: Knalpotnya Biasa Saja, "Ora" Usah Diganti

Kompas.com - 13/01/2024, 13:32 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Nursita Sari

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo meminta para pendukungnya tidak menggunakan knalpot berisik atau mengganggu saat berkampanye.

Dia menyampaikan hal itu kepada tim pemenangan daerah (TPD), calon legislatif (caleg) partai koalisi, dan relawan Ganjar-Mahfud di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (13/1/2024).

"Besok kalau kampanye terbuka, knalpotnya biasa saja," ujar Ganjar yang disambut kata "siap" para pendukungnya.

"Ora usah (enggak usah) diganti," sambung dia.

Baca juga: Relawan Ganjar-Mahfud yang Jadi Korban Penganiayaan Anggota TNI Sudah Keluar RS

Ganjar berujar, jika ingin benar-benar mendukungnya dan Mahfud MD, masyarakat harus tertib dan taat aturan.

"Nek kowe mbleyer sampai knalpotnya pecah, sakarepmu (kalau kamu tetap menggeber sampai knalpot pecah, terserah). Tapi kami tetap tidak perlu bikin," ujar mantan Gubernur Jawa Tengah ini.

"Setuju opo mboten (Setuju atau tidak)?" lanjut Ganjar.

Lebih jauh, Ganjar kembali menanyakan kesediaan para pendukungnya untuk tetap mematuhi aturan.

Baca juga: KSAD Mengaku Terganggu, Usai Netralitas TNI Dipertanyakan Karena Penganiayaan Relawan Ganjar

Menurut Ganjar, jika sudah tertib aturan tetapi para pendukungnya tetap mendapatkan intimidasi, maka tidak ada kata lain selain lawan.

"Insyaallah bapak ibu, kita tertib, kita ikuti aturan. Kalau masih diganggu, tabrak!" tegas Ganjar.

"Catat. Kita, sekali lagi, tetap kita ikut aturan, tetap kita tertib," pungkas politikus PDI-P ini.

Sebagai informasi, pendukung Ganjar-Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah, dianiaya oleh prajurit TNI karena menggunakan knalpot tidak biasa usai menghadiri kampanye.

Buntut kejadian itu, enam orang prajurit TNI ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan relawannya di Boyolali, Jawa Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com