Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singgung Pilpres 1 Putaran, PDI-P: Suara Rakyat Tak Boleh Dikondisikan

Kompas.com - 12/01/2024, 11:12 WIB
Irfan Kamil,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Eriko Sotarduga menilai, suara rakyat sangat penting untuk menentukan pemimpin Indonesia mendatang.

Eriko berpandangan, tidak boleh ada pengkondisian suara rakyat agar pemilihan presiden (pilpres) 2024 digelar satu putaran semata-mata untuk penghematan.

"Yang paling penting suara rakyat, jangan nanti memilih ini (agar satu putaran) bukan karena suara rakyat tapi karena dikondisikan, itu yang tidak boleh," kata Eriko dalam acara Satu Meja Kompas TV, Kamis (11/1/2024).

Baca juga: Nusron Wahid Anggap Rakyat Amal Rp 27 Triliun jika Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Pernyataan Eriko lantas ditimpali oleh Pembawa Acara Satu Meja, Budiman Tanuredjo.

Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas ini menggali maksud pengkondisian yang disebut Politikus PDI-P itu.

“Memang ada yang kondisikan?” tanya Budiman.

Eriko lantas menyinggung lembaga survei yang memperlihatkan elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang sudah mencapai 48,05 persen.

Baca juga: Megawati Yakin Menang Pilpres Satu Putaran, Ganjar: Sedang Kita Kerjakan

Menurut dia, angka tingkat keterpilihan capres dan cawapres nomor urut 2 itu akan terus dikondisikan untuk meningkat menjelang hari pencoblosan atau 14 Februari 2024 mendatang.

"48 setengah persen, nanti Januari sudah dekat-dekat 50 persen, nanti awal Februari 60 persen nanti lihat," kata Eriko.

"Bahwa ini memang sudah diarahkan, sah-sah saja lah berusaha untuk satu putaran," ucap Anggota Komisi XI DPR RI itu.

Eriko menilai, tidak ada yang salah dengan target masing-masing kandidat pilpres untuk bisa menang dalam satu putaran.

Baca juga: Di Bali, Gibran Minta Pendukung Kerja Keras Menangkan Pilpres Satu Putaran

Bahkan, PDI-P sendiri telah mendapatkan tugas dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri untuk dapat memenangkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam satu putaran.

Akan tetapi, suara rakyat harus tetap diserahkan kepada rakyat untuk dapat memilih calon pemimpin yang akan datang.

Politikus PDI-P itu memandang, tidak boleh ada pengkondisian untuk memilih dalam pilpres dengan alasan berhemat.

"Ini kan bukan persoalan mau menghemat, kalau gitu ya ndak usah pemilu kalau mau menghemat ya kan begitu," kata Eriko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com