Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Mengaku Geregetan, Masalah Data Terpadu di Indonesia Tak Kunjung Beres

Kompas.com - 30/12/2023, 21:48 WIB
Fika Nurul Ulya,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengaku geregetan karena masalah data terpadu di Indonesia tidak kunjung beres.

Masalah data ini membuat beberapa kebijakan pemerintah tidak pernah tepat sasaran, termasuk bantuan sosial (bansos).

Padahal, menurut dia, perbaikan data bisa dilakukan dengan mudah jika ada kemauan.

"Itu kalau satu data Indonesia sekarang ada berbasis NIK, sebenarnya profiling-nya sudah ada. Tidak perlu lagi biaya-biaya lain. Wong ini cuma soal political will, kalau kita mau, kita mampu," kata Ganjar usai menyapa warga di Lapangan Bangsalan, Teras, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (30/12/2023).

"Tinggal butuh analyst, kemudian memecah-mecah sebagai kebutuhan, yang kita lakukan ya tinggal jalan saja. Itu sebenarnya komitmen, maka saya geregetan saja, kenapa satu data Indonesia enggak beres," imbuh dia.

Baca juga: Elektabilitas Terendah Versi Survei LSI Denny JA, Ganjar: Kami Tidak Seburuk Itu

Ganjar menyampaikan, persoalan data juga terjadi di sektor pertanian. Indonesia bisa saja mewujudkan swasembada pangan jika data pertanian di tiap daerah kuat.

Dengan begitu, pemerintah bisa mengarahkan jenis tanaman apa saja yang perlu ditanam di daerah tertentu, sehingga tidak lagi bergantung pada impor.

"Kita lihat produksi pertanian, wah kita sudah swasembada tiga bulan. Kemudian kok impor, hari ini kok impor lagi," ujar dia.

Kalaupun masih membutuhkan impor, lanjut Ganjar, pemerintah hanya perlu jujur. Terlebih, jika impor terjadi karena kelangkaan stok akibat perubahan iklim atau faktor lainnya.

"Posisinya seperti apa, kita ngaku saja sebenarnya, ngaku enggak apa-apa, oh memang kurang karena situasi perubahan iklim, karena pupuknya kurang, karena produktivitas rendah. Maka tugas kita mencari jalan keluar berbasis data yang valid," ucap dia.

Baca juga: Paparkan 21 Program Unggulan, Mahfud: Lebih dari Sekadar Makan Siang

Lebih lanjut Ganjar menyampaikan, perbaikan data ini akan dilakukan jika dia terpilih menjadi presiden, melalui program KTP Satu Kartu Terpadu Indonesia (Sakti).

Lewat program ini, masyarakat bisa mengakses bansos cukup menggunakan e-KTP.

Program ini dijanjikannya usai menerima banyak keluhan dari masyarakat terkait bansos salah sasaran.

Akibatnya, terjadi kecemburuan antara masyarakat yang berhak mendapat bansos tetapi tidak terdaftar, dengan masyarakat yang tidak berhak mendapat bansos tetapi terdaftar sebagai penerima bantuan.

"Sekarang akan kami jadikan satu, hanya dengan KTP. Saya kira hanya dengan KTP Sakti ini profil penduduk yang ada di Indonesia sudah kami ketahui, mana yang miskin mesti dapat bantuan apa, yang profesi apa mesti mendapatkan bantuan apa," jelas Ganjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

Nasional
Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Nasional
Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Nasional
BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

Nasional
Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Nasional
Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Nasional
Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Nasional
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

Nasional
Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nasional
LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com